Jakarta: Paritas Institut bekerja sama dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental menyelenggarakan Lokakarya Penggerak Perdamaian di Griya Gusdurian Purwokerto, Jumat, 7 September 2018.
Lokakarya ini menyasar pemuda lintas iman di daerah-daerah untuk menguatkan kembali semangat toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa.
Direktur Paritas Institut Pdt Penrad Siagian mengatakan situasi masyarakat saat ini cenderung bersikap intoleran terhadap perbedaan. "Kegiatan semacam ini perlu untuk dilakukan. Alumni dari kegiatan diharapkan menjadi penjaga perdamaian di masing-masing daerahnya," kata Pdt Penrad Siagian.
Pada hari pertama dan kedua kegiatan, pemuda-pemuda diberikan pembekalan mengenai Gerakan Nasional Revolusi Mental dan kaitannya dengan menjaga kebersatuan di tengah keberagaman, pengukuran kadar intolerasi, serta pembentukan komunitas sebagai agen perubahan. Para pemuda terlihat bersemangat mengikuti kegiatan ini dan memberikan aspirasi positif terkait kebersatuan dalam keberagaman.
Anggota Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, Dr Rumadi, M.Ag., yang juga hadir pada acara tersebut menuturkan, "Bangsa Indonesia kuat bukan karena kita semua sama, melainkan keberagaman yang kita miliki."
Dialog positif pada lokakarya tersebut ditegaskan Rumadi, sebagai implementasi nyata salah satu gerakan revolusi mental yaitu Gerakan Indonesia Bersatu.
Rumadi berharap semangat membangun persatuan terus digalang oleh pemuda lintas iman tanpa rasa kecurigaan. Menatap masa depan Indonesia saat ini, Rumadi dengan tegas menyatakan, "Pemuda merupakan aktor penting dalam penggerak perdamaian di Indonesia dan hendaknya keimanan menjadi spirit bersama yang bisa mempertemukan satu sama lain."
Acara dilanjutkan sampai hari ketiga. Pemuda-pemuda lintas iman itu akan live in di Pura Pedaleman Giri Kendeng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di sana mereka juga melakukan aksi nyata membersihkan tempat ibadah bersama-sama dan kunjungan ke beberapa tempat ibadah lain.
Purwokerto merupakan kota pertama yang menjadi tempat penyelenggaraan lokakarya. Sepanjang 2018, Paritas Institut menargetkan menggelar acara serupa di empat kota lainnya, yaitu Poso, Palangkaraya, Surabaya, dan Medan. Pemilihan kota-kota tersebut berdasarkan riset Paritas Institut mengenai kemajemukan masyarakat di kota tersebut dan potensi konflik.
Jakarta: Paritas Institut bekerja sama dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental menyelenggarakan Lokakarya Penggerak Perdamaian di Griya Gusdurian Purwokerto, Jumat, 7 September 2018.
Lokakarya ini menyasar pemuda lintas iman di daerah-daerah untuk menguatkan kembali semangat toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa.
Direktur Paritas Institut Pdt Penrad Siagian mengatakan situasi masyarakat saat ini cenderung bersikap intoleran terhadap perbedaan. "Kegiatan semacam ini perlu untuk dilakukan. Alumni dari kegiatan diharapkan menjadi penjaga perdamaian di masing-masing daerahnya," kata Pdt Penrad Siagian.
Pada hari pertama dan kedua kegiatan, pemuda-pemuda diberikan pembekalan mengenai Gerakan Nasional Revolusi Mental dan kaitannya dengan menjaga kebersatuan di tengah keberagaman, pengukuran kadar intolerasi, serta pembentukan komunitas sebagai agen perubahan. Para pemuda terlihat bersemangat mengikuti kegiatan ini dan memberikan aspirasi positif terkait kebersatuan dalam keberagaman.
Anggota Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, Dr Rumadi, M.Ag., yang juga hadir pada acara tersebut menuturkan, "Bangsa Indonesia kuat bukan karena kita semua sama, melainkan keberagaman yang kita miliki."
Dialog positif pada lokakarya tersebut ditegaskan Rumadi, sebagai implementasi nyata salah satu gerakan revolusi mental yaitu Gerakan Indonesia Bersatu.
Rumadi berharap semangat membangun persatuan terus digalang oleh pemuda lintas iman tanpa rasa kecurigaan. Menatap masa depan Indonesia saat ini, Rumadi dengan tegas menyatakan, "Pemuda merupakan aktor penting dalam penggerak perdamaian di Indonesia dan hendaknya keimanan menjadi spirit bersama yang bisa mempertemukan satu sama lain."
Acara dilanjutkan sampai hari ketiga. Pemuda-pemuda lintas iman itu akan live in di Pura Pedaleman Giri Kendeng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di sana mereka juga melakukan aksi nyata membersihkan tempat ibadah bersama-sama dan kunjungan ke beberapa tempat ibadah lain.
Purwokerto merupakan kota pertama yang menjadi tempat penyelenggaraan lokakarya. Sepanjang 2018, Paritas Institut menargetkan menggelar acara serupa di empat kota lainnya, yaitu Poso, Palangkaraya, Surabaya, dan Medan. Pemilihan kota-kota tersebut berdasarkan riset Paritas Institut mengenai kemajemukan masyarakat di kota tersebut dan potensi konflik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)