Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto - MTVN/M Sholahadhin Azhar,
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto - MTVN/M Sholahadhin Azhar,

Rapat Koordinasi Kisruh Senjata Diundur

M Sholahadhin Azhar • 03 Oktober 2017 12:50
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memastikan polemik soal senjata tertahan di Bandara Internasional Soekarno Hatta akan selesai. Dia bilang itu persoalan mudah. 
 
"Sudah tunggu saja. Saya akan rapat dulu koordinasi, ini gampang sebetulnya diselesaikan," kata Wiranto di kantornya, Selasa 3 Oktober 2017.
 
Siang ini, Wiranto berencana bertemu Polri, TNI, Kementerian Pertahanan, Badan Intelijen Negara dan PT Pindad. Namun, salah satu pihak berhalangan, maka pertemuan diundur.  

Diketahui, Panglima TNI Gatot Nurmantyo tengah berada di Cilegon, Jawa Barat. Panglima mengikuti gladi resik persiapan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 72 TNI. Sementara, ada pihak lain yang berada di luar kota.
 
"Saya akan rapat bersama dengan instansi terkait, para menteri yang terkait. Saya rapat seperempat jam juga selesai kok. Tapi belum hari ini karena yang lain masih ada halangan. Tunggu saja jadi ya," imbuh mantan Panglima ABRI itu. 
 
Wiranto menyebut, rapat harus lengkap dan diikuti oleh pihak-pihak terkait. Ini supaya ke depan tidak terjadi keributan kembali.  
 
(Baca juga: Wiranto Jamin Kisruh Senjata tak Ganggu Keamanan Nasional)
 
Sebelumnya, ratusan senjata dan amunisi tertahan di gudang UNEX Area Kargo Bandara Soetta. Senjata milik Korps Brimob Polri. 
 
Korps Bhayangkara mengklaim impor senjata dan amunisi tersebut sudah sesuai prosedur. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, 280 senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kal 40x46 mm dibeli melalui pihak ketiga, yakni PT Mustika Duta Mas. Namun Setyo enggan merinci proses pengadaan hingga pelelangannya.
 
Selain senjata, Polri juga mengimpor amunisi jenis Ammunition Castior 40mm, 40x46mm round RLV-HEFJ sebanyak 5.932 butir. Amunisi itu dikemas dalam 71 box. 70 box diisi 84 butir sedangkan 1 box diisi 52 butir.
 
Namun, jenderal bintang dua ini membantah jika semua senjata dan amunisi ditahan oleh pihak TNI. Berdasarkan prosedurnya, senjata dan amunisi tersebut harus dikarantina terlebih dahulu dan kemudian diproses oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
 
Mantan Wakabaintelkam Polri itu mengaku sudah membeli senjata dan amunisi sebelumnya. Pembelian itu dilakukan pada 2015 dan 2016 lalu.
 
(Baca juga: Kapolri Bertemu Menkopolhukam Bahas Senjata yang Tertahan di Soetta)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan