Warga berburu
Warga berburu

Berburu Angpau di Petak Sembilan

Nur Azizah • 16 Februari 2018 11:11
Jakarta: Apid, 3, tak henti-hentinya merengek kepada ibunya, Dede. Sejak pagi, sudah lebih tiga kali Apid menangis.
 
Dede sadar anaknya gerah, kepanasan. Dirinya hanya bisa berusaha mendiamkan dengan menutup kepala Apid dengan kain gendongan. Dede juga terus mengibaskan kain batik lusuh itu ke wajah Apid.   "Kepanasan, mbak," kata Dede kepada Medcom.id.
 
Wajar saja Apid merengek. Sejak pukul 07.00 WIB hingga 10.00  WIB Apid terpapar sinar matahari di halaman Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Jakarta Barat.
 
Setiap tahun, Dede dan ketiga anaknya rutin datang ke klenteng Dharma Bhakti untuk mengemis. Dede juga selalu mengajak orang tuanya, Murdiah.
 
Dede mengaku tak ada pilihan lain. Mengemis salah satu cara agar ia dan keluarganya bisa bertahan hidup.
 
Baca: Imlek Meneguhkan Kebangsaan
 
 

Sehari-hari Dede hanya mengumpulkan barang bekas. Begitupun dengan suami dan orang tuanya.
 
Hari Raya Imlek menjadi momen bagi Dede. Sejak pukul 05.00 WIB, ia sudah siap berangkat dari rumahnya di Banten.
 
Saat perayaan seperti ini, Dede bisa mengantongi Rp50 ribu dalam sehari. Bila ia mengajak ketiga anak dan ibunya, Dede bisa mendapat Rp250 ribu. "Lumayan untuk makan sehari-hari," imbuh dia.
 
Tak hanya Dede, Asri pun ikut berburu angpao saat Imlek. Warga asli Depok ini datang bersama suaminya. Sejak pagi, Asri sudah berhasil mendapatkan Rp30 ribu. Ia berharap, bisa mendapatkan banyak uang.  "Ya semoga saja banyak yang kasih," kata Asri.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan