Jakarta: Moratorium atau penghentian sementara seluruh proyek jalan melayang dilakukan untuk pengecekan ulang berbagai aspek. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) perlu meyakinkan pelaksanaan proyek memiliki standar operasional yang baik.
"Kita berhenti seminggu atau sebulan kalau untuk menyakinkan ke depan itu kita harapkan semuanya lebih baik," ujar Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga kepada Medcom.id, Rabu, 21 Februari 2018.
Evaluasi metode kerja, sumber daya manusia, peralatan, hingga desain proyek akan dikaji ulang. Danis memastikan waktu moratorium tersebut tergantung kerumitan setiap pengerjaan kontruksi.
"Terutama dari pelaksanaan konstruksi. Untuk mengevaluasi itu tidak terlalu lama, mungkin ada yang seminggu, dua minggu, ada yang sebulan," tutur dia.
Ia memastikan target pembangunan infrastruktur jalan di semua wilayah tak akan berubah. Hasil evaluasi, kata dia, bakal dijadikan acuan untuk percepatan pembangunan agar tak menimbulkan dampak negatif dan kecelakaan konstruksi.
"Saya yakin dan sangat berharap bahwa ini (moratorium) tidak akan menghambat target pelaksanaan. Justru sekarang kita menarik nafas sejenak untuk bergerak lebih cepat setelah kita evaluasi," imbuh dia.
Pemerintah memoratorium seluruh proyek tol layang (elevated tol) di Indonesia. Itu disebabkan sering terjadinya kecelakaan proyek infrastruktur.
(Baca juga: Moratorium Pembangunan Infrastruktur Jalan Dinilai Tepat)
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/eN4xPpON" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Moratorium atau penghentian sementara seluruh proyek jalan melayang dilakukan untuk pengecekan ulang berbagai aspek. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) perlu meyakinkan pelaksanaan proyek memiliki standar operasional yang baik.
"Kita berhenti seminggu atau sebulan kalau untuk menyakinkan ke depan itu kita harapkan semuanya lebih baik," ujar Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga kepada
Medcom.id, Rabu, 21 Februari 2018.
Evaluasi metode kerja, sumber daya manusia, peralatan, hingga desain proyek akan dikaji ulang. Danis memastikan waktu moratorium tersebut tergantung kerumitan setiap pengerjaan kontruksi.
"Terutama dari pelaksanaan konstruksi. Untuk mengevaluasi itu tidak terlalu lama, mungkin ada yang seminggu, dua minggu, ada yang sebulan," tutur dia.
Ia memastikan target pembangunan infrastruktur jalan di semua wilayah tak akan berubah. Hasil evaluasi, kata dia, bakal dijadikan acuan untuk percepatan pembangunan agar tak menimbulkan dampak negatif dan kecelakaan konstruksi.
"Saya yakin dan sangat berharap bahwa ini (moratorium) tidak akan menghambat target pelaksanaan. Justru sekarang kita menarik nafas sejenak untuk bergerak lebih cepat setelah kita evaluasi," imbuh dia.
Pemerintah memoratorium seluruh proyek tol layang (elevated tol) di Indonesia. Itu disebabkan sering terjadinya kecelakaan proyek infrastruktur.
(Baca juga:
Moratorium Pembangunan Infrastruktur Jalan Dinilai Tepat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)