Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah). YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah). YouTube Sekretariat Presiden

Menkes: Positivity Rate Covid-19 Indonesia 0,88%

Theofilus Ifan Sucipto • 07 Oktober 2021 17:03
Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut positivity rate covid-19 di Indonesia 0,88 persen. Pemerintah memanfaatkan teknologi dalam memerangi pandemi covid-19.
 
“Saat ini tingkat positivity rate hanya tinggal 0,88 persen dan penurunan kasus covid-19 hingga 58 persen hanya dalam 2 minggu dari puncak gelombang ke-2 Juli lalu,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.
 
Pemanfaatan teknologi untuk membantu upaya testing, tracing, dan treatment (3T). Lainnya, pembuatan basis data new all record (NAR) sebagai sistem terintegrasi untuk mencatat hasil pengujian covid-19. Data itu terhubung dengan sistem pencatatan sipil nasional.

“Dapat dipastikan semua data covid-19 menjadi sumber daya yang dapat dioperasikan dan berbasis individu,” ujar dia.
 
Budi menyebut lebih dari 200 ribu sampel dicatat setiap hari dan terhubung ke berbagai layanan publik secara real time. Sistem tersebut akan berlaku untuk penyakit lain, seperti tuberkulosis, malaria, dan HIV/AIDS dalam beberapa bulan ke depan
 
Budi menuturkan bentuk lainnya aplikasi SILACAK untuk menelusuri kasus covid-19. Aplikasi itu hasil kerja sama petugas kesehatan, TNI, Polri, dan relawan.
 
“Inovasi ini berhasil meningkatkan rasio penelusuran (tracing ratio) hingga 10 kali lipat dalam waktu kurang dari 6 minggu,” papar mantan Wakil Menteri BUMN itu.
 
Pemerintah juga merilis aplikasi PeduliLindungi untuk mendukung penelusuran kasus covid-19 secara digital. Sebanyak 40 perusahaan digital telah bermitra untuk terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
 
Selain itu, lanjut Budi, Kemenkes meluncurkan layanan pengobatan jarak jauh (telemedicine) untuk pasien covid-19 yang isolasi mandiri di rumah. Kemenkes berkolaborasi dengan 15 perusahaan startup telemedicine dan WhatsApp.
 
“Layanan ini akan diperluas untuk berbagai penyakit untuk meningkatkan kesehatan di seluruh provinsi,” tutur dia.
 
Terakhir, pemerintah membangun sistem manajemen informasi vaksinasi end-to-end untuk mengelola semua data dan informasi dari produksi hingga distribusi vaksin. Sistem big data covid-19 yang terintegrasi juga diterapkan di tingkat kota/kabupaten hingga provinsi.
 
“Data tersebut terbuka untuk publik untuk transparansi dan akuntabilitas,” kata Budi.
 
Baca: Luhut: Kasus Covid-19 Melandai Dorong Pemulihan Konsumsi
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan