Jakarta: Anggota Dewan Redaksi Media Group Abdul Kohar mendorong santri mengisi ruang digital melalui konten-konten yang kreatif. Salah satu cara mewujudkannya dengan memperkaya setiap konten yang dibuat.
"Semakin kita sering latihan, akan semakin besar peluang kita untuk mengisi ruang-ruang digital itu dan merebut ruang digital," ujar Kohar dalam Webinar Semarak Hari Santri Nasional, Rabu, 20 Oktober 2021.
Kohar meminta santri menjangkau seluruh kalangan dalam membuat konten. Sebab, konten yang baik dapat dijangkau seluruh kalangan.
Baca: Menag Minta Pesantren Berinovasi Hadapi Perkembangan Teknologi
Selain itu, santri dapat menggunakan berbagai macam platfrom media sosial dalam menyebarkan konten tersebut. Seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok.
"Konten yang bermutu (mengangkat) hal menarik (seperti) pesantren-pesantren unik, perjalanan (sejarah) pesantren," jelasnya.
Lebih lanjut, konten harus dikemas secara komunikatif dengan dibumbui gambar-gambar yang menarik. Kohar menyebut banyak konten yang kreatif, namun tidak dapat tersampaikan dengan baik ke khalayak.
Direktur Utama (Dirut) Lampung Post itu menyarankan santri dapat membuat konten dengan bahasa yang sederhana. "Karena kebutuhan informasi yang mendidik, penting, dan perlu itu bukan hanya kebutuhan anak-anak, (tapi) kebutuhan remaja, orang tua, dan lansia," kata Kohar.
Jakarta: Anggota Dewan Redaksi Media Group Abdul Kohar mendorong
santri mengisi ruang digital melalui konten-konten yang kreatif. Salah satu cara mewujudkannya dengan memperkaya setiap konten yang dibuat.
"Semakin kita sering latihan, akan semakin besar peluang kita untuk mengisi ruang-ruang digital itu dan merebut ruang digital," ujar Kohar dalam Webinar Semarak
Hari Santri Nasional, Rabu, 20 Oktober 2021.
Kohar meminta santri menjangkau seluruh kalangan dalam membuat konten. Sebab, konten yang baik dapat dijangkau seluruh kalangan.
Baca:
Menag Minta Pesantren Berinovasi Hadapi Perkembangan Teknologi
Selain itu, santri dapat menggunakan berbagai macam
platfrom media sosial dalam menyebarkan konten tersebut. Seperti
Facebook, Instagram, YouTube, dan
TikTok.
"Konten yang bermutu (mengangkat) hal menarik (seperti)
pesantren-pesantren unik, perjalanan (sejarah) pesantren," jelasnya.
Lebih lanjut, konten harus dikemas secara komunikatif dengan dibumbui gambar-gambar yang menarik. Kohar menyebut banyak konten yang kreatif, namun tidak dapat tersampaikan dengan baik ke khalayak.
Direktur Utama (Dirut) Lampung Post itu menyarankan santri dapat membuat konten dengan bahasa yang sederhana. "Karena kebutuhan informasi yang mendidik, penting, dan perlu itu bukan hanya kebutuhan anak-anak, (tapi) kebutuhan remaja, orang tua, dan lansia," kata Kohar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)