Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan segera menghentikan siaran televisi (TV) analog dan berpindah ke TV digital. Analog Switch Off (ASO) dilakukan serentak di wilayah Jabodetabek serta daerah lain yang sudah siap sesuai persyaratannya per 2 November 2022.
"Memang akan ASO tetapi tidak seluruh Indonesia. Difokuskan di Jabodetabek dan sejumlah daerah atau wilayah siaran yang siap begitu. Yang pasti yang sudah akan ASO itu Jabodetabek, Jabodetabek terdiri dari Jakarta, sebagian Banten sebagian Jawa Barat," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong kepada Media Indonesia, Senin, 31 Oktober 2022.
Untuk daerah lain, kata Usman, Kominfo masih terus memeriksa persiapannya. Sebab, untuk memberlakukan ASO, suatu daerah atau wilayah siaran harus sudah memenuhi tiga syarat yang ditetapkan pemerintah.
Syarat pertama, di wilayah siaran tersebut harus sudah ada siaran TV analog. Seperti daerah Jabodetabek, sudah sejak lama ada siaran TV digital, sehingga tidak menyulitkan masyarakat untuk migrasi dari analog ke digital.
"Yang sudah nikmati TV digital itu ada 171 kota/kabupaten di Indonesia yang dari dulu sudah menerima siaran digital," imbuhnya.
Kedua, suatu wilayah siaran harus sudah siap multiplexing atau mux. Mux ini disiapkan oleh lembaga penyelenggara multiplexing, dalam hal ini adalah lembaga penyiaran swasta (LPS) dan lembaga penyiaran publik, yakni TVRI.
Usman mengatakan kewajiban TVRO untuk menyiapkan multipleksing di seluruh wilayah Indonesia sudah hampir 100 persen. Begitu pula dengan LPS yang terus digenjot persiapannya.
Syarat ketiga adalah distribusi set top box (STB) untuk rumah tangga miskin harus sudah dilakukan seluruhnya. Wilayah yang siap hingga saat ini yakni Jabodetabek.
Menurut Usman, distribusi STB di wilayah Jabodetabek berdasarkan survei pada Agustus lalu mencapai lebih dari 80 persen. Angka tersebut pun diprediksi terus meningkat dalam dua bulan terakhir ini.
Kominfo juga menyiapkan posko bagi masyarakat yang belum menerima STB agar bisa melaporkan segera. Di samping itu, sosialisasi pun terus dilakukan baik melalui televisi, media sosial hingga diskusi-diskusi dan hampir semua masyarakat sudah mengetahui informasi ASO.
"Jadi persiapan terus kita lakukan, tanggal 2 (November) malam menjelang tanggal 3 itu ASO di Jabodetabek dan tempat-tempat lain nanti yang sedang kita periksa ini akan ASO," ucap dia.
Usman menambahkan bahwa masyarakat, khususnya Jabodetabek juga sebenarnya sudah siap untuk pemberlakuan ASO secara serentak. Dari survei Kominfo lebih dari 70 persen masyarakat siap untuk migrasi ke TV digital.
"STB itu untuk masyarakat tidak mampu, masyarakat yang tidak masuk kategori miskin itu bersedia TV digital kalau sudah dimatikan. Mereka sekarang masih nunggu lah, 'nantilah kalau analog sudah mati saya beli digital, STB'. Secara umum survei Kominfo relatif sudah siap," ujar dia.
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika (
Kominfo) akan segera menghentikan siaran televisi (TV) analog dan berpindah ke TV digital.
Analog Switch Off (ASO) dilakukan serentak di wilayah Jabodetabek serta daerah lain yang sudah siap sesuai persyaratannya per 2 November 2022.
"Memang akan ASO tetapi tidak seluruh Indonesia. Difokuskan di Jabodetabek dan sejumlah daerah atau wilayah siaran yang siap begitu. Yang pasti yang sudah akan ASO itu Jabodetabek, Jabodetabek terdiri dari Jakarta, sebagian Banten sebagian Jawa Barat," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong kepada
Media Indonesia, Senin, 31 Oktober 2022.
Untuk daerah lain, kata Usman, Kominfo masih terus memeriksa persiapannya. Sebab, untuk memberlakukan ASO, suatu daerah atau wilayah siaran harus sudah memenuhi tiga syarat yang ditetapkan pemerintah.
Syarat pertama, di wilayah siaran tersebut harus sudah ada siaran TV analog. Seperti daerah Jabodetabek, sudah sejak lama ada siaran
TV digital, sehingga tidak menyulitkan masyarakat untuk migrasi dari analog ke digital.
"Yang sudah nikmati TV digital itu ada 171 kota/kabupaten di Indonesia yang dari dulu sudah menerima siaran digital," imbuhnya.
Kedua, suatu wilayah siaran harus sudah siap
multiplexing atau mux. Mux ini disiapkan oleh lembaga penyelenggara multiplexing, dalam hal ini adalah lembaga penyiaran swasta (LPS) dan lembaga penyiaran publik, yakni TVRI.
Usman mengatakan kewajiban TVRO untuk menyiapkan multipleksing di seluruh wilayah Indonesia sudah hampir 100 persen. Begitu pula dengan LPS yang terus digenjot persiapannya.
Syarat ketiga adalah distribusi
set top box (STB) untuk rumah tangga miskin harus sudah dilakukan seluruhnya. Wilayah yang siap hingga saat ini yakni Jabodetabek.
Menurut Usman, distribusi STB di wilayah Jabodetabek berdasarkan survei pada Agustus lalu mencapai lebih dari 80 persen. Angka tersebut pun diprediksi terus meningkat dalam dua bulan terakhir ini.
Kominfo juga menyiapkan posko bagi masyarakat yang belum menerima STB agar bisa melaporkan segera. Di samping itu, sosialisasi pun terus dilakukan baik melalui televisi, media sosial hingga diskusi-diskusi dan hampir semua masyarakat sudah mengetahui informasi ASO.
"Jadi persiapan terus kita lakukan, tanggal 2 (November) malam menjelang tanggal 3 itu ASO di Jabodetabek dan tempat-tempat lain nanti yang sedang kita periksa ini akan ASO," ucap dia.
Usman menambahkan bahwa masyarakat, khususnya Jabodetabek juga sebenarnya sudah siap untuk pemberlakuan ASO secara serentak. Dari survei Kominfo lebih dari 70 persen masyarakat siap untuk migrasi ke TV digital.
"STB itu untuk masyarakat tidak mampu, masyarakat yang tidak masuk kategori miskin itu bersedia
TV digital kalau sudah dimatikan. Mereka sekarang masih nunggu lah, 'nantilah kalau analog sudah mati saya beli digital, STB'. Secara umum survei Kominfo relatif sudah siap," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)