Sriwijaya Air. MI/Susanto
Sriwijaya Air. MI/Susanto

Investigasi Sementara KNKT, Ini Isi Rekaman Kokpit Sriwijaya Air SJ 182

Insi Nantika Jelita • 18 Januari 2022 06:24
Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menerbitkan laporan hasil investigasi sementara dari data cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. CVR yang merupakan salah satu bagian dari kotak hitam alias black box pesawat Sriwijaya SJ 182 ditemukan pada pukul 20.00 WIB, Selasa, 30 Maret 2021.
 
Data CVR berhasil diunduh penyidik KNKT yang berisikan empat saluran terpisah dengan dua jam data audio yang direkam di setiap saluran dalam pesawat itu. CVR yang merekam audio dari persiapan penerbangan hingga akhir kecelakaan terbagi atas empat saluran.
 
"Konfigurasi saluran audio adalah saluran 1 merekam sistem pengumuman penumpang, saluran 2 merekam audio stasiun second in command (SIC atau kopilot), saluran 3 merekam audio stasiun PIC, dan aluran 4 merekam mikrofon area kokpit," tulis KNKT dalam 1st interim statement yang dipublikasikan pada 13 Januari 2022.
Dalam unduhan CVR mengungkapkan saluran 1 yang direkam sama dengan saluran 2. Saluran 2 merekam semua komunikasi suara SIC selama penerbangan dan komunikasi antara menara dan pesawat lain. Sedangkan, saluran 3 merekam komunikasi suara PIC dengan teknisi darat.
 
"Selama penerbangan, suara PIC tidak direkam. Suara PIC direkam di saluran 2 dari mikrofon headset SIC saat suara PIC cukup keras," ungkap laporan itu.
 
Baca: KNKT Terbitkan Laporan Investigasi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182
 
Pada saluran 4 merekam nada yang menonjol dengan frekuensi sekitar 400 Hz. Nada ini disebut mengganggu semua sinyal audio lainnya dan data audio yang direkam menjadi tidak dapat dimengerti.
 
Investigasi ini melibatkan partisipasi dari Keselamatan Transportasi Nasional Board (NTSB) Amerika Serikat, Singapore's Transport Safety Investigation Bureau (TSIB), dan Cabang Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) Inggris yang memberikan bantuan pemeriksaan kecelakaan.
 
Dalam sinopsis investigas sementara KNKT diungkapkan, pada 9 Januari 2021, pesawat Boeing 737-500 yang beroperasi dengan nomor penerbangan SJ-182 registrasi PK-CLC, dalam penerbangan penumpang berjadwal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, dengan tujuan Bandara Internasional Supadio Pontianak.
 
Setelah lepas landas, autopilot bergerak di ketinggian sekitar 2 ribu kaki. Pilot yang bertugas meminta perubahan arah untuk memungkinkan menghindari dari kondisi cuaca buruk. Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller/ATC) merespons dengan memberi izin menuju lintang 075° dan penerbangan dimulai belok ke kanan.
 
Ketika pesawat naik melalui ketinggian sekitar 8.150 kaki, kecepatan tuas dorong mesin kiri pesawat dilaporkam mulai berkurang, sementara tuas dorong mesin kanan tetap ada. Saat berada di 10.600 kaki, pesawat mulai berbelok ke kiri. Pada ketinggian 10.900 kaki, pesawat mencapai sudut kiri tepi lebih dari 45° dan autopilot terlepas.
 
Pada saat yang sama, Enhanced Ground Peringatan Proximity Warning System (EGPWS) diaktifkan, dan pesawat mulai turun. Pukul 14.40.37, radar pesawat menghilang dari ATC. Sebanyak 62 orang yang berada di dalam pesawat tewas, termasuk 12 awak dan 7 anak-anak.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(AZF)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif