Jakarta: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencenaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengungkapkan memanfaatkan sampah untuk energi terbarukan bukan upaya efektif untuk pengendalian sampah. Penanganan sampah harus dimulai dari hulu, khususnya pengurangan limbah makanan.
"Sampah itu harus diselesaikan di tingkat hulu. Kita selesaikan di piring makan kita. Kenapa? Karena 30% orang Indonesia membuang makanannya di piring, dan itu menjadi sampah," kata Suharso dalam acara bertajuk Dukungan Sektor Akademis untuk Pemulihan Hijau & Komitmen Iklim Indonesia yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, 30 Maret 2022.
Dia melanjutkan sampah itu menjadi asam, lindi, dan gas yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi manusia serta makhluk lainnya. Untuk itu, diperlukan penanganan yang serius dari sisi hulu.
Baca: Sampah di Depok Belum Bisa Dibuang ke TPPAS Lulut Nambo Kabupaten Bogor
Suharso meminta dukungan semua pihak, khususnya perguruan tinggi agar berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian sampah. Lebih luas lagi, kata dia, mengenai isu perubahan iklim yang terjadi saat ini.
"Saya sangat bergermbira kalau universitas di Indonesia concern soal ini. Saran saya, ambillah sesuatu yang paling dekat di tempat universitas anda, bahkan mulailah dari universitas anda. Tunjukkan bahwa universitas anda mampu sebagai agen yang benar-benar memihak pada pencegahan perubahan iklim yang sama-sama tidak kita inginkan," jelas dia.
Jakarta: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencenaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengungkapkan memanfaatkan sampah untuk energi terbarukan bukan upaya efektif untuk pengendalian sampah.
Penanganan sampah harus dimulai dari hulu, khususnya pengurangan limbah makanan.
"Sampah itu harus diselesaikan di tingkat hulu. Kita selesaikan di piring makan kita. Kenapa? Karena 30% orang Indonesia membuang makanannya di piring, dan itu menjadi sampah," kata Suharso dalam acara bertajuk Dukungan Sektor Akademis untuk Pemulihan Hijau & Komitmen Iklim Indonesia yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, 30 Maret 2022.
Dia melanjutkan sampah itu menjadi asam, lindi, dan gas yang dapat merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi manusia serta makhluk lainnya. Untuk itu, diperlukan penanganan yang serius dari sisi hulu.
Baca:
Sampah di Depok Belum Bisa Dibuang ke TPPAS Lulut Nambo Kabupaten Bogor
Suharso meminta dukungan semua pihak, khususnya perguruan tinggi agar berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian sampah. Lebih luas lagi, kata dia, mengenai isu perubahan iklim yang terjadi saat ini.
"Saya sangat bergermbira kalau universitas di Indonesia concern soal ini. Saran saya, ambillah sesuatu yang paling dekat di tempat universitas anda, bahkan mulailah dari universitas anda. Tunjukkan bahwa universitas anda mampu sebagai agen yang benar-benar memihak pada pencegahan perubahan iklim yang sama-sama tidak kita inginkan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)