Jakarta: Survei News Research Center (NRC) Media Group News (MGN) menghasilkan data responden yang meyakini ketergantungan impor Indonesia menurun di 2021. Sebaliknya, publik optimistis ekspor meningkat.
"Sebanyak 50,9 persen setuju impor akan menurun. Sedangkan yang tidak setuju 47,3 persen," kata Head of NRC Media Group News Ade Alawi dalam keterangan tertulis, Senin, 18 Januari 2021.
Sementara itu, ada optimisme dari masyarakat terhadap peningkatan ekspor dibandingkan 2020. Sebanyak 67,6 persen responden setuju ekspor akan naik di 2021.
"Sedangkan responden yang memprediksi ekspor kita tidak akan meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 32,4 persen," ucap Ade.
Menurut Ade, nilai ekspor nasional meningkat sebesar US$15,28 miliar sepanjang November 2020. Nilai ekspor naik 6,3 persen jika dibandingkan dari Oktober 2020.
Sementara neraca ekspor nasional sepanjang Januari-November 2020 surplus sebesar US$19,66 miliar. Artinya, prediksi dari responden masih selaras dengan kinerja pemerintahan yang masih surplus di bidang ekspor jika berkaca pada 2020.
Ade tak memungkiri prediksi tentang investasi, khususnya neraca perdagangan ekspor/impor pada 2021 sejatinya memerlukan analisa kepakaran atau kompetensi. Prediksi tentang hal ini memerlukan keahlian di bidang ekonomi.
Kendati begitu, NRC tetap mengajukan pertanyaan kepada responden yang notabene tidak memiliki keahlian di bidang ekonomi. Hal ini bertujuan melihat persepsi masyarakat terhadap neraca ekspor dan impor.
"Minimal jajak pendapat bisa memetakan bagaimana persepsi mereka tentang pentingnya investasi, neraca ekspor impor, di mata responden," kata Ade.
Survei NRC Media Group News mengambil sampel 500 responden yang tersebar di 34 provinsi. Jajak pendapat menggunakan metode telepoling.
Baca: 67,4% Publik Sepakat Investor Asing Genjot Sektor Pariwisata
Responden pernah diwawancarai dengan metode tatap muka pada survei tentang tema lain sebelumnya. Responden tersebut cukup kooperatif saat dilakukan wawancara melalui telepon.
Wawancara responden dilaksanakan pada tanggal 14-22 Desember 2020. Margin of error survei ini sekitar 5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Jajak pendapat telepoling ini digelar sehubungan dengan pelaksanaan Media Group News (MGN) Summit Indonesia 2021: Solusi Maju Bersama. Acara ini akan dilaksanakan pada 27-28 Januari 2021.
MGN Summit merupakan sebuah hybrid event. Acara ini menggabungkan konsep off air dan online yang terbagi ke dalam beberapa sesi. Dalam setiap sesinya, hadir beberapa pembicara dari perwakilan pemerintah, pengusaha, akademisi, dan para ahli.
Salah satu elemen penting dari MGN Summit ini adalah paparan hasil survei dari NRC Media Group News. Survei dilakukan secara nasional di 34 provinsi di Tanah Air. Survei akan menjadi pemantik dalam pembahasan di MGN Summit.
Ada empat hal yang disoroti dalam survei, yakni pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, energi hijau, dan pariwisata. Di luar empat tema besar itu, MGN Summit juga akan membahas permasalahan terkini, terutama antisipasi dampak gelombang covid-19.
Jakarta: Survei News Research Center (NRC) Media Group News (
MGN) menghasilkan data responden yang meyakini ketergantungan impor Indonesia menurun di 2021. Sebaliknya, publik optimistis ekspor meningkat.
"Sebanyak 50,9 persen setuju impor akan menurun. Sedangkan yang tidak setuju 47,3 persen," kata Head of NRC Media Group News Ade Alawi dalam keterangan tertulis, Senin, 18 Januari 2021.
Sementara itu, ada optimisme dari masyarakat terhadap peningkatan ekspor dibandingkan 2020. Sebanyak 67,6 persen responden setuju ekspor akan naik di 2021.
"Sedangkan responden yang memprediksi ekspor kita tidak akan meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 32,4 persen," ucap Ade.
Menurut Ade, nilai ekspor nasional meningkat sebesar US$15,28 miliar sepanjang November 2020. Nilai ekspor naik 6,3 persen jika dibandingkan dari Oktober 2020.
Sementara neraca ekspor nasional sepanjang Januari-November 2020 surplus sebesar US$19,66 miliar. Artinya, prediksi dari responden masih selaras dengan kinerja pemerintahan yang masih surplus di bidang ekspor jika berkaca pada 2020.
Ade tak memungkiri prediksi tentang investasi, khususnya neraca perdagangan
ekspor/impor pada 2021 sejatinya memerlukan analisa kepakaran atau kompetensi. Prediksi tentang hal ini memerlukan keahlian di bidang ekonomi.
Kendati begitu, NRC tetap mengajukan pertanyaan kepada responden yang notabene tidak memiliki keahlian di bidang ekonomi. Hal ini bertujuan melihat persepsi masyarakat terhadap neraca ekspor dan impor.
"Minimal jajak pendapat bisa memetakan bagaimana persepsi mereka tentang pentingnya investasi, neraca ekspor impor, di mata responden," kata Ade.