Jakarta: Markas besar (Mabes) Bareskrim Polri menjadi sasaran aksi teror. Pusat pertahanan dari pihak kepolisian tersebut diserang oleh sosok teroris yang bernama Zakia Aini (ZA) pada Rabu 31 Maret sore hari WIB.
Aksi teroris itu terekam gawai dan tersebar di media sosial WhatsApp. Dalam video berdurasi 34 detik itu, terlihat seseorang berkerudung biru dan bergamis hitam memegang senjata api.
Kemudian, polisi melumpuhkan pelaku dengan tembakan ke arah dada. Tembakan itu pun langsung membuat ZA tewas seketika.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane ikut berkomentar soal insiden tersebut. Menurutnya kejadian itu menunjukkan betapa lengahnya pengamanan dan pengawasan di Mabes sehingga dengan mudahnya ada orang yang tak dikenal masuk dengan membawa senjata.
Untuk menjelaskan apa yang terjadi, Neta mengatakan pihak Polri harus menjawab beberapa pertanyaan mendasar kenapa insiden mencekam itu bisa terjadi.
"Dalam kasus serangan di Mabes Polri, pihak kepolisian perlu menjelaskan, apa jenis senjata yang digunakan pelaku, benarkah Air Soft Gun? Benarkah pelaku berhasil melepaskan enam tembakan? Bagaimana senjata itu bisa masuk ke dalam Mabes Polri?" ungkap Neta dalam keterangan tertulisnya Kamis, 1 April 2021.
Tak hanya itu, Polisi juga harus menjelaskan dengan siapa yang bertemu atau berinteraksi saat masuk ke Mabes sehingga pelaku bisa melakukan serangan dari dalam.
"Dengan siapa pelaku bertemu di dalam Mabes Polri sehingga pelaku bisa mendapatkan senjata dan melakukan serangan dari dalam," lanjut Neta.
Saat ini, jenazah ZA sudah dimakamkan di TPU Pondok Ranggon pada dini hari tadi. Pemakaman dilangsungkan setelah jenazah ZA melewati proses autopsi dari pihak kepolisian.
Jakarta: Markas besar (Mabes) Bareskrim Polri menjadi sasaran
aksi teror. Pusat pertahanan dari pihak kepolisian tersebut diserang oleh sosok teroris yang bernama
Zakia Aini (ZA) pada Rabu 31 Maret sore hari WIB.
Aksi teroris itu terekam gawai dan tersebar di media sosial WhatsApp. Dalam video berdurasi 34 detik itu, terlihat seseorang berkerudung biru dan bergamis hitam memegang senjata api.
Kemudian, polisi melumpuhkan pelaku dengan tembakan ke arah dada. Tembakan itu pun langsung membuat ZA tewas seketika.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane ikut berkomentar soal insiden tersebut. Menurutnya kejadian itu menunjukkan betapa lengahnya pengamanan dan pengawasan di Mabes sehingga dengan mudahnya ada orang yang tak dikenal masuk dengan membawa senjata.
Untuk menjelaskan apa yang terjadi, Neta mengatakan pihak Polri harus menjawab beberapa pertanyaan mendasar kenapa insiden mencekam itu bisa terjadi.
"Dalam kasus serangan di Mabes Polri, pihak kepolisian perlu menjelaskan, apa jenis senjata yang digunakan pelaku, benarkah Air Soft Gun? Benarkah pelaku berhasil melepaskan enam tembakan? Bagaimana senjata itu bisa masuk ke dalam Mabes Polri?" ungkap Neta dalam keterangan tertulisnya Kamis, 1 April 2021.
Tak hanya itu, Polisi juga harus menjelaskan dengan siapa yang bertemu atau berinteraksi saat masuk ke Mabes sehingga pelaku bisa melakukan serangan dari dalam.
"Dengan siapa pelaku bertemu di dalam Mabes Polri sehingga pelaku bisa mendapatkan senjata dan melakukan serangan dari dalam," lanjut Neta.
Saat ini, jenazah ZA sudah dimakamkan di TPU Pondok Ranggon pada dini hari tadi. Pemakaman dilangsungkan setelah jenazah ZA melewati proses autopsi dari pihak kepolisian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ACF)