Jakarta: Jaringan kelompok teroris Lampung yang meledakkan diri di Sibolga, Sumatera Utara, mempunyai trik melarikan diri jika salah satu rekannya tertangkap. Trik ini sudah diketahui polisi.
"Setelah ada yang ditangkap, anggota lain langsung mempersiapkan diri. Mereka yakin sudah terendus (kepolisian)," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 14 Maret 2019.
Selain itu mereka juga siap untuk melakukan perlawanan jika terendus kepolisian. Pemasangan ranjau disekitar tempat persembunyian pun jadi cara klasik teroris saat lokasinya ditemukan.
"Dan mereka juga sudah mempersiapkan apabila ada upaya paksa aparat kepolisian terhadap mereka. Perlawanannya seperti itu," ujar Dedi.
Dedi menjelaskan, pada prinsipnya, sindikat teroris Lampung akan terus berpindah jika salah satu rekannya tertangkap. Perpindahan langsung dilakukan saat itu juga untuk menghilangkan jejak.
Sebelumnya, Polisi menemukan 300 kilogram bahan peledak dari lokasi ledakan di Sibolga, Sumatera Utara. Bahan peledak itu dikompulkan dari titik yang berbeda.
Baca juga: Polisi Jadi Korban Ledakan Bom Ranjau Teroris
"Barang bukti keseluruhannya hampir 300 kilogram bahan peledak. Cukup besar dan kasus tersebut masih terus dikembangkan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 14 Maret 2019.
Setiap lokasi penemuan bahan peledak disimpan oleh tiga tersangka. Setiap tersangka mempunyai peran, masing-masing memiliki tanggung jawab sebagai penyandang dana, pembuat bom, dan pelaksana amaliyah.
Ledakan di Sibolga terjadi sekitar pukul 14.50 WIB. Bom meledak ketika polisi menggeledah kediaman terduga teroris Abu Hamzah.
Tim Densus 88 Antiteror Polri langsung mendatangi lokasi. Tim meminta istri dan anak terduga yang masih berada di dalam rumah menyerahkan diri. Sayangnya, sang istri meledakkan diri.
Pengamat Intelijen Indonesia Wawan Purwanto menyebut penyebaran pemahaman radikal kelompok ISIS menjadi faktor penyebab ledakan di Sibolga. Masyarakat awam lebih akan mudah terhasut dengan paparan itu.
"Ini merupakan perkembangan dari kasus sebelumnya di Lampung, terus ada penangkapan dan ditelusuri dan dikembangkan dari keterangan yang sudah dimiliki, muncul nama-nama baru," kata Wawan kepada Medcom.id, Rabu, 13 Maret 2019.
Baca juga: Anak Terduga Teroris di Sibolga Diburu
Jakarta: Jaringan kelompok teroris Lampung yang meledakkan diri di Sibolga, Sumatera Utara, mempunyai trik melarikan diri jika salah satu rekannya tertangkap. Trik ini sudah diketahui polisi.
"Setelah ada yang ditangkap, anggota lain langsung mempersiapkan diri. Mereka yakin sudah terendus (kepolisian)," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 14 Maret 2019.
Selain itu mereka juga siap untuk melakukan perlawanan jika terendus kepolisian. Pemasangan ranjau disekitar tempat persembunyian pun jadi cara klasik teroris saat lokasinya ditemukan.
"Dan mereka juga sudah mempersiapkan apabila ada upaya paksa aparat kepolisian terhadap mereka. Perlawanannya seperti itu," ujar Dedi.
Dedi menjelaskan, pada prinsipnya, sindikat teroris Lampung akan terus berpindah jika salah satu rekannya tertangkap. Perpindahan langsung dilakukan saat itu juga untuk menghilangkan jejak.
Sebelumnya, Polisi menemukan 300 kilogram bahan peledak dari lokasi ledakan di Sibolga, Sumatera Utara. Bahan peledak itu dikompulkan dari titik yang berbeda.
Baca juga:
Polisi Jadi Korban Ledakan Bom Ranjau Teroris
"Barang bukti keseluruhannya hampir 300 kilogram bahan peledak. Cukup besar dan kasus tersebut masih terus dikembangkan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 14 Maret 2019.
Setiap lokasi penemuan bahan peledak disimpan oleh tiga tersangka. Setiap tersangka mempunyai peran, masing-masing memiliki tanggung jawab sebagai penyandang dana, pembuat bom, dan pelaksana amaliyah.
Ledakan di Sibolga terjadi sekitar pukul 14.50 WIB. Bom meledak ketika polisi menggeledah kediaman terduga teroris Abu Hamzah.
Tim Densus 88 Antiteror Polri langsung mendatangi lokasi. Tim meminta istri dan anak terduga yang masih berada di dalam rumah menyerahkan diri. Sayangnya, sang istri meledakkan diri.
Pengamat Intelijen Indonesia Wawan Purwanto menyebut penyebaran pemahaman radikal kelompok ISIS menjadi faktor penyebab ledakan di Sibolga. Masyarakat awam lebih akan mudah terhasut dengan paparan itu.
"Ini merupakan perkembangan dari kasus sebelumnya di Lampung, terus ada penangkapan dan ditelusuri dan dikembangkan dari keterangan yang sudah dimiliki, muncul nama-nama baru," kata Wawan kepada
Medcom.id, Rabu, 13 Maret 2019.
Baca juga:
Anak Terduga Teroris di Sibolga Diburu Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)