Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi per klaster bagi masyarakat umum ditujukan untuk meningkatkan efektivitas vaksin. Pemerintah ingin vaksinasi mendapatkan hasil yang optimal.
"Jangan sampai vaksin sudah disebar luas, tapi ternyata efek yang kita harapkan, yakni menurunkan angka kesakitan, kematian, dan menciptakan kekebalan komunal malah tidak tercapai," kata Nadia di Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2021.
Dia mencontohkan bila vaksinasi hanya dilakukan 10 persen di suatu daerah dengan jumlah penduduk padat. Vaksinasi tidak akan efektif untuk mencapai kekebalan kelompok atau mengurangi angka kesakitan dan kematian di wilayah itu.
Pemerintah mengubah strategi sasaran dengan memfokuskan klaster mana yang lebih dahulu divaksinasi. Vaksinasi masyarakat umum direncana dimulai April 2021. Kemenkes bersama pemerintah daerah akan berkoordinasi terkait klaster yang mendapatkan vaksin lebih dahulu.
Baca: Progres Vaksinasi Covid-19 Nakes di DKI Mencapai 88%
Vaksinasi secara klaster mengartikan pemerintah berupaya menyelesaikan vaksinasi secara populasi. Hal ini dinilainya lebih efektif dari pada memberikan dosis vaksin kepada masyarakat, tetapi tidak mencapai target yang diharapkan.
"Pendekatannya per wilayah, jadi satu wilayah kita bereskan," ujar dia.
Siti Nadia mengatakan vaksinasi per klaster juga atas dasar pertimbangan ketersediaan vaksin di Tanah Air. Hingga saat ini, pemerintah belum bisa memastikan atau mengendalikan jumlah dosis yang bisa diterima dari pihak penyedia.
Terkait sasaran vaksinasi kepada 181,5 juta masyarakat di Tanah Air, pada awalnya ditargetkan selesai pada Maret 2022. Namun, Presiden Joko Widodo meminta sasaran vaksinasi tersebut bisa dirampungkan selama satu tahun saja.
Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi 181,5 juta masyarakat tersebut, ketersediaan jumlah dosis vaksin juga harus dipastikan tercukupi. Bila dosis vaksin yang seharusnya diterima pada 2022 bisa digeser ke 2021, target sasaran bisa lebih mudah tercapai.
Jakarta: Juru bicara
vaksinasi covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan
vaksinasi per klaster bagi masyarakat umum ditujukan untuk meningkatkan efektivitas vaksin. Pemerintah ingin vaksinasi mendapatkan hasil yang optimal.
"Jangan sampai vaksin sudah disebar luas, tapi ternyata efek yang kita harapkan, yakni menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan menciptakan kekebalan komunal malah tidak tercapai," kata Nadia di Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2021.
Dia mencontohkan bila vaksinasi hanya dilakukan 10 persen di suatu daerah dengan jumlah penduduk padat. Vaksinasi tidak akan efektif untuk mencapai kekebalan kelompok atau mengurangi angka kesakitan dan kematian di wilayah itu.
Pemerintah mengubah strategi sasaran dengan memfokuskan klaster mana yang lebih dahulu divaksinasi. Vaksinasi masyarakat umum direncana dimulai April 2021. Kemenkes bersama pemerintah daerah akan berkoordinasi terkait klaster yang mendapatkan vaksin lebih dahulu.
Baca:
Progres Vaksinasi Covid-19 Nakes di DKI Mencapai 88%
Vaksinasi secara klaster mengartikan pemerintah berupaya menyelesaikan vaksinasi secara populasi. Hal ini dinilainya lebih efektif dari pada memberikan dosis vaksin kepada masyarakat, tetapi tidak mencapai target yang diharapkan.
"Pendekatannya per wilayah, jadi satu wilayah kita bereskan," ujar dia.
Siti Nadia mengatakan vaksinasi per klaster juga atas dasar pertimbangan ketersediaan vaksin di Tanah Air. Hingga saat ini, pemerintah belum bisa memastikan atau mengendalikan jumlah dosis yang bisa diterima dari pihak penyedia.
Terkait sasaran vaksinasi kepada 181,5 juta masyarakat di Tanah Air, pada awalnya ditargetkan selesai pada Maret 2022. Namun, Presiden Joko Widodo meminta sasaran vaksinasi tersebut bisa dirampungkan selama satu tahun saja.
Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi 181,5 juta masyarakat tersebut, ketersediaan jumlah dosis vaksin juga harus dipastikan tercukupi. Bila dosis vaksin yang seharusnya diterima pada 2022 bisa digeser ke 2021, target sasaran bisa lebih mudah tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)