Jakarta: Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berupaya mempercepat proses uji klinis vaksin Merah Putih. Sehingga, emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat bisa diperoleh lebih awal.
"Beberapa proses bisa diperpendek," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio dalam rapat kerja (Raker) Komisi IX DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021.
Dia menjelaskan berdasarkan kalender penelitian oleh Bio Farma, uji klinis tahap I, II, dan III dimulai Maret 2022. Proses berlangsung sekitar sembilan bulan.
"Diperkirakan, EUA untuk vaksin Merah Putih diperoleh pada November 2022," ungkap dia.
Lembaga Eijkman mengusulkan timeline percepatan pengembangan vaksin Merah Putih. Salah satunya, mempersiapkan protokol uji klinis dari fase uji praklinis pada November-Desember 2021.
(Baca: Eijkman Targetkan Izin Darurat Vaksin Merah Putih Keluar Juni 2022)
Amin menyebut pada bulan yang sama dapat dibuat clinical lot. Berdasarkan kalender Bio Farma persiapan protokol uji klinis hingga clinical lot baru dimulai pada Januari-Maret 2022.
Uji klinis I, II, III juga bisa dipercepat pada Januari-Agustus 2022. Sehingga EUA bisa diperoleh lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan, yaitu November 2022.
"Jadi ada penghematan sekitar 3-4 bulan," ungkap dia.
Amin mengungkapkan pihaknya tengah fokus pada pengembangan bibit vaksin Merah putih dengan menggunakan teknologi protein rekombinan ragi daripada sel mamalia. Sebab, Bio Farma belum memiliki infrastruktur untuk memproduksi vaksin berbasis sel mamalia.
Dia menyebut Bio Farma tengah membangun produksi vaksin Merah Putih berbasis sel mamalia yang diperkirakan rampung pada akhir 2021. Sedangkan, infrastruktur produksi vaksin berdasarkan teknologi protein rekombinan ragi sudah tersedia.
"Dan bisa langsung diproduksi nantinya, oleh karena itu, kami memfokuskan pada bibit vaksin yang menggunakan teknologi ragi," ujar dia.
Jakarta: Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berupaya mempercepat proses uji klinis
vaksin Merah Putih. Sehingga,
emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat bisa diperoleh lebih awal.
"Beberapa proses bisa diperpendek," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio dalam rapat kerja (Raker) Komisi IX
DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021.
Dia menjelaskan berdasarkan kalender penelitian oleh
Bio Farma, uji klinis tahap I, II, dan III dimulai Maret 2022. Proses berlangsung sekitar sembilan bulan.
"Diperkirakan, EUA untuk vaksin Merah Putih diperoleh pada November 2022," ungkap dia.
Lembaga Eijkman mengusulkan timeline percepatan pengembangan vaksin Merah Putih. Salah satunya, mempersiapkan protokol uji klinis dari fase uji praklinis pada November-Desember 2021.
(Baca:
Eijkman Targetkan Izin Darurat Vaksin Merah Putih Keluar Juni 2022)
Amin menyebut pada bulan yang sama dapat dibuat
clinical lot. Berdasarkan kalender Bio Farma persiapan protokol uji klinis hingga
clinical lot baru dimulai pada Januari-Maret 2022.
Uji klinis I, II, III juga bisa dipercepat pada Januari-Agustus 2022. Sehingga EUA bisa diperoleh lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan, yaitu November 2022.
"Jadi ada penghematan sekitar 3-4 bulan," ungkap dia.
Amin mengungkapkan pihaknya tengah fokus pada pengembangan bibit vaksin Merah putih dengan menggunakan teknologi protein rekombinan ragi daripada sel mamalia. Sebab, Bio Farma belum memiliki infrastruktur untuk memproduksi vaksin berbasis sel mamalia.
Dia menyebut Bio Farma tengah membangun produksi vaksin Merah Putih berbasis sel mamalia yang diperkirakan rampung pada akhir 2021. Sedangkan, infrastruktur produksi vaksin berdasarkan teknologi protein rekombinan ragi sudah tersedia.
"Dan bisa langsung diproduksi nantinya, oleh karena itu, kami memfokuskan pada bibit vaksin yang menggunakan teknologi ragi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)