Jakarta: Seluruh pihak didorong berkontribusi mengurangi sampah plastik. Kontribusi sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat dari penumpukan sampah plastik.
"(Jika tidak), emisi sampah plastik akan bertambah hingga 1.655.500 ton per tahun,” kata Peneliti Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI ), Bisuk Abraham Sisungkunon, dikutip dari Antara, Kamis, 2 Mei 2024.
Menurut dia, salah satu upaya yang dapat ditempuh yakni menggunakan kemasan air isi ulang. Hitungan Abraham, hal tersebut akan mengurangi timbunan sampah plastik hingga ratusan ribu ton per tahun.
Abraham menyebut penggunaan kemasan air isi ulang lebih efektif ketimbang merujuk pada daur ulang sampah. Sebab, butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses tersebut.
"Hal ini dikarenakan industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya. Belum lagi keterbatasan titik pengumpulan, sehingga membuat sampah daur ulang yang harus diangkut berpotensi menyumbangkan emisi karbon,” kata dia.
Melansir data National Plastic Action Partnership, volume sampah plastik di Indonesia tumbuh 5 persen setiap tahunnya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai visi besar bersama mengurangi sampah hingga 30 persen dan melakukan penanganan sampah 70 persen pada 2025.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mendukung penuh pengurangan sampah plastik. Kemasan plastik pihaknya digunakan 150 juta masyarakat Indonesia.
"Ini juga dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan dengan lebih rendah karbon, serta lebih efisien dalam penggunaan air dan plastik. Dengan penggunaan selama bertahun-tahun oleh konsumen di Indonesia, tanpa disadari galon guna ulang telah membentuk budaya reduce dan reuse di Indonesia," kata dia.
Jakarta: Seluruh pihak didorong berkontribusi mengurangi
sampah plastik. Kontribusi sangat diperlukan untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat dari penumpukan sampah plastik.
"(Jika tidak), emisi
sampah plastik akan bertambah hingga 1.655.500 ton per tahun,” kata Peneliti Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI ), Bisuk Abraham Sisungkunon, dikutip dari
Antara, Kamis, 2 Mei 2024.
Menurut dia, salah satu upaya yang dapat ditempuh yakni menggunakan kemasan air isi ulang. Hitungan Abraham, hal tersebut akan mengurangi timbunan sampah plastik hingga ratusan ribu ton per tahun.
Abraham menyebut penggunaan kemasan air isi ulang lebih efektif ketimbang merujuk pada daur ulang sampah. Sebab, butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses tersebut.
"Hal ini dikarenakan industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya. Belum lagi keterbatasan titik pengumpulan, sehingga membuat sampah daur ulang yang harus diangkut berpotensi menyumbangkan emisi karbon,” kata dia.
Melansir data National Plastic Action Partnership, volume sampah plastik di Indonesia tumbuh 5 persen setiap tahunnya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai visi besar bersama mengurangi sampah hingga 30 persen dan melakukan penanganan sampah 70 persen pada 2025.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo mendukung penuh pengurangan sampah plastik. Kemasan plastik pihaknya digunakan 150 juta masyarakat Indonesia.
"Ini juga dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan dengan lebih rendah karbon, serta lebih efisien dalam penggunaan air dan plastik. Dengan penggunaan selama bertahun-tahun oleh konsumen di Indonesia, tanpa disadari galon guna ulang telah membentuk budaya reduce dan reuse di Indonesia," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)