Pengolahan sampah plastik. Foto: MI.
Pengolahan sampah plastik. Foto: MI.

Pengembangan Ekonomi Sirkular Mengurangi Limpahan Sampah Plastik ke Laut

Arif Wicaksono • 23 April 2024 19:52
Jakarta: Program Peningkatan Pengumpulan Sampah Plastik di Provinsi Bangka Belitung dengan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) menjadi bentuk dukungan kepada upaya pemerintah Indonesia mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70 persen pada 2025.
 
baca juga:  Optimalisasi Teknologi Diyakini Efektif Mendorong Kepedulian Lingkungan

Program kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung ini akan berlangsung selama enam bulan sejak April-September 2024.
 
Bangka Belitung dipilih sebagai lokasi program karena merupakan salah satu provinsi yang mengandalkan keindahan dan kekayaan laut sebagai tujuan wisata sekaligus kontributor utama pendapatan daerah. Sebagai salah satu destinasi wisata prioritas, Kepulauan Bangka Belitung menghasilkan timbulan sampah rata-rata 211 ton per hari.
 
Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto mengatakan kolaborasi ini untuk mendukung target pemerintah untuk mengurangi sampah plastik ke laut hingga 70 persen.

"Sejak 2018, kami memperkuat komitmen yang menekankan tiga hal utama yaitu pengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk melalui berbagai kolaborasi," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 April 2024.
 
Kerja sama dengan IPI diharapkan dapat meningkatkan kontribusi pengumpulan sampah plastik dan mewujudkan komitmen kami dalam implementasi ekonomi sirkular dan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang inklusif.
 
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) IPI Pris Polly Lengkong menyambut baik kolaborasi dengan Aqua. Kerja sama ini dapat membantu mengurangi sampah plastik serta membantu meningkatkan kesejahteraan rekan-rekan anggota IPI.
 
"Harapannya, anggota IPI akan semakin termotivasi untuk meningkatkan pengumpulan jumlah sampah bernilai ekonomis, sehingga dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia menekan kebocoran sampah plastik di laut,"  tegas dia.
 
Direktur Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan KLHK menyambut baik inisiatif dengan IPI dalam penandatanganan kerjasama ini.
 
"Dari sisi pemerintah, kami senang lingkungan menjadi bersih karena Aqua menjadi off taker, membeli sampah terpilah yang dikumpulkan oleh pemulung. Meski kerja sama ini baru berlaku di Belitung, namun saya berharap anggota IPI semakin semangat untuk mengumpulkan sampah plastik terpilah, karena ada nilai ekonomi-nya," tegas dia.
 
Dia akan membawa hal ini dalam pertemuan INC-4 di Ottawa Kanada. Dia menekankan IPI adalah mitra dan pahlawan karena telah membantu sampah khususnya sampah plastik di Indonesia terkelola dengan baik.
 
"Kami juga meminta kepada para Kepala DLH Pemda untuk memasukkan kawan-kawan pemulung sebagai bagian dari sistem dalam melakukan pengurangan sampah. Sehingga dapat tercatat di Jakstrada bahwa pengurangan sampahnya bisa bertambah dan tercatat pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)," tegas dia.

Sampah plastik berkualitas tinggi

Melalui kerja sama ini, IPI diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan sampah plastik bernilai ekonomi. Nantinya, sampah plastik terpilah akan masuk ke dalam ekosistem pengelolaan sampah Aqua.
 
Selain bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah untuk menjaga kebersihan lingkungan termasuk mencegah kebocoran sampah plastik ke wilayah perairan, kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendukung kesejahteraan para pemulung.
 
Dalam pilar pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah Aqua turut berkontribusi membangun unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU). Recycling Business Unit (RBU) merupakan model sosial bisnis daur ulang untuk mengolah kembali sampah botol plastik menjadi cacahan plastik yang merupakan bahan baku produk daur ulang.
 
Saat ini, pasokan bahan baku berupa recycled PET masih menjadi tantangan implementasi ekonomi sirkular dan daur ulang di Indonesia.
 
Oleh karena itu, para pelapak serta infrastruktur pengumpulan sampah seperti RBU yang dilengkapi dengan perangkat pendukungnya memegang peranan penting. Hingga saat ini, Aqua telah mengembangkan dan mendampingi hingga 6 unit RBU, termasuk RBU Tangerang Selatan.
 
Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi Aqua dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular membuat perusahaan berhasil mengumpulkan 22 ribu ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
 
"Kami percaya sektor swasta memiliki peran penting untuk mendukung keberhasilan program-program pemerintah, termasuk dalam upaya penanggulangan sampah plastik. Kami meyakini kolaborasi multipihak memegang peranan penting dalam penanggulangan sampah plastik," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan