Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga mewaspadai hujan lebat dan angin kencang di Jabodetabek. BMKG memperkirakan potensi hujan lebat dan angin kencang akan berlangsung hingga April.
"Hingga April mendatang kewaspadaan untuk kejadian angin kencang, hujan lebat durasi singkat, termasuk juga puting beliung dan hujan es masih harus diwaspadai," kata Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, kepada Media Indonesia, Minggu, 6 Maret 2022.
Menurutnya, hingga April mendatang sebagian besar wilayah indonesia terutama di wilayah selatan ekuator mulai memasuki periode peralihan musim dari penghujan ke kemarau atau pancaroba.
Baca: Angin Kencang, Pengemudi Ojol di Bekasi Tewas Tertimpa Tiang Penunjuk Arah
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb)," imbuhnya.
Dia menerangkan awan konvektif itu bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek, dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan.
"Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut, selain menimbulkan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca," beber dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga mewaspadai hujan lebat dan
angin kencang di Jabodetabek. BMKG memperkirakan potensi hujan lebat dan angin kencang akan berlangsung hingga April.
"Hingga April mendatang kewaspadaan untuk kejadian angin kencang, hujan lebat durasi singkat, termasuk juga puting beliung dan hujan es masih harus diwaspadai," kata Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, kepada Media Indonesia, Minggu, 6 Maret 2022.
Menurutnya, hingga April mendatang sebagian besar wilayah indonesia terutama di wilayah selatan ekuator mulai memasuki periode peralihan musim dari penghujan ke kemarau atau pancaroba.
Baca:
Angin Kencang, Pengemudi Ojol di Bekasi Tewas Tertimpa Tiang Penunjuk Arah
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb)," imbuhnya.
Dia menerangkan awan konvektif itu bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek, dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan.
"Keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut, selain menimbulkan angin yang cukup kencang, juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca," beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)