Jakarta: Penyebaran virus korona (covid-19) dinilai berisiko tinggi terjadi di angkutan laut. Keamanan angkutan laut buat mencegah pandemi korona dinilai belum mumpuni.
"Sesungguhnya di laut walaupun jumlahnya (angkutan) tidak sebesar di darat, tetapi potensi penularannya luar biasa," kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono di Jakarta, Selasa, 21 April 2020.
Mulyono menilai pemerintah terlalu sibuk mengatur pencegahan penyebaran virus dalam angkutan darat. Tanpa disadari pencegahan penyebaran virus korona di transportasi laut longgar. Salah satunya, tidak ada pengaturan jaga jarak bagi penumpang di kapal kecil.
"Di pelabuhan asal, ada potensi covid-19, yaitu waktu tunggu yang lama, menunggu embarkasi, terus jaga jarak yang sulit dilakukan ketika embarkasi. Ini ciri khasnya angkutan laut kita, khususnya yang menengah ke bawah," ujar Agus.
(Baca: Jokowi Larang Masyarakat Mudik)
Dia menuturkan sulitnya menjaga jarak di kapal kecil sangat berpotensi menyebarkan virus korona. Terlebih, perjalanan menggunakan kapal membutuhkan waktu cukup lama.
"Rata-rata waktu perjalanan itu minimal empat jam. Maka punya potensi dan peluang kontak untuk berdekatan," tutur Agus.
Dia menyebut ketika sampai di tujuan, penumpang kapal masih harus berdesakan turun dari kapal. Ini juga berisiko menyebarkan virus.
Selain itu, penumpang masing harus menunggu transportasi lanjutan setelah turun dari kapal. Setelah pergi dari pelabuhan, penumpang bisa saja menyebarkan virus korona pada orang-orang di tempat tujuan mereka.
"Ini yang perlu kita kasih masukan bagaimana langkah-langkah terbaik yang perlu diambil pemerintah," tutur dia.
Jakarta: Penyebaran virus korona (covid-19) dinilai berisiko tinggi terjadi di angkutan laut. Keamanan angkutan laut buat mencegah pandemi korona dinilai belum mumpuni.
"Sesungguhnya di laut walaupun jumlahnya (angkutan) tidak sebesar di darat, tetapi potensi penularannya luar biasa," kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono di Jakarta, Selasa, 21 April 2020.
Mulyono menilai pemerintah terlalu sibuk mengatur pencegahan penyebaran virus dalam angkutan darat. Tanpa disadari pencegahan penyebaran virus korona di transportasi laut longgar. Salah satunya, tidak ada pengaturan jaga jarak bagi penumpang di kapal kecil.
"Di pelabuhan asal, ada potensi covid-19, yaitu waktu tunggu yang lama, menunggu embarkasi, terus jaga jarak yang sulit dilakukan ketika embarkasi. Ini ciri khasnya angkutan laut kita, khususnya yang menengah ke bawah," ujar Agus.
(Baca:
Jokowi Larang Masyarakat Mudik)
Dia menuturkan sulitnya menjaga jarak di kapal kecil sangat berpotensi menyebarkan virus korona. Terlebih, perjalanan menggunakan kapal membutuhkan waktu cukup lama.
"Rata-rata waktu perjalanan itu minimal empat jam. Maka punya potensi dan peluang kontak untuk berdekatan," tutur Agus.
Dia menyebut ketika sampai di tujuan, penumpang kapal masih harus berdesakan turun dari kapal. Ini juga berisiko menyebarkan virus.
Selain itu, penumpang masing harus menunggu transportasi lanjutan setelah turun dari kapal. Setelah pergi dari pelabuhan, penumpang bisa saja menyebarkan virus korona pada orang-orang di tempat tujuan mereka.
"Ini yang perlu kita kasih masukan bagaimana langkah-langkah terbaik yang perlu diambil pemerintah," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)