Jakarta: Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan kemunculan kerajaan baru bukan hal aneh. Kerajaan kerap bermunculan dari waktu ke waktu.
"Kalau kita lihat, sejak 1970-an, kerajaan-kerajaan seperti itu bermunculan," kata Hilmar dikutip dari Antara, Minggu, 19 Januari 2020.
Hilmar melanjutkan kemunculan kerajaan-kerjaan baru merupakan bentuk ekspresi masyarakat. Mereka ingin mengidentifikasi diri dengan kejayaan masa lalu.
"Tidak ada yang aneh. Cara mengekspresikan bermacam-macam," ucap Hilmar.
Menurutnya, pembentukan kerajaan akan menjadi masalah jika mengumpulkan massa, dana hingga membentuk tentara. Jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab kepolisian.
Kerajaan-kerajaan baru yang muncul, kata dia, sebagai kedalaman pengetahuan. Seberapa jauh yang bersangkutan mempelajari sejarah sehingga diramu menjadi hal baru.
"Kalau dari sisi saya, saya tidak menganggap hal itu sebagai masalah kebudayaan. Baru menjadi masalah, ketika memobilisasi massa, mengumpulkan dana atau membentuk tentara," tutupnya.
Sejumlah kerajaan baru bermunculan di Tanah Air, seperti Keraton Djipang di Blora, Keraton Agung Sejagat di Purworejo, hingga Sunda Empire di Jawa Barat.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/eN4RVd1k" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan kemunculan
kerajaan baru bukan hal aneh. Kerajaan kerap bermunculan dari waktu ke waktu.
"Kalau kita lihat, sejak 1970-an, kerajaan-kerajaan seperti itu bermunculan," kata Hilmar dikutip dari
Antara, Minggu, 19 Januari 2020.
Hilmar melanjutkan kemunculan kerajaan-kerjaan baru merupakan bentuk ekspresi masyarakat. Mereka ingin mengidentifikasi diri dengan kejayaan masa lalu.
"Tidak ada yang aneh. Cara mengekspresikan bermacam-macam," ucap Hilmar.
Menurutnya, pembentukan kerajaan akan menjadi masalah jika mengumpulkan massa, dana hingga membentuk tentara. Jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab kepolisian.
Kerajaan-kerajaan baru yang muncul, kata dia, sebagai kedalaman pengetahuan. Seberapa jauh yang bersangkutan mempelajari sejarah sehingga diramu menjadi hal baru.
"Kalau dari sisi saya, saya tidak menganggap hal itu sebagai masalah kebudayaan. Baru menjadi masalah, ketika memobilisasi massa, mengumpulkan dana atau membentuk tentara," tutupnya.
Sejumlah kerajaan baru bermunculan di Tanah Air, seperti Keraton Djipang di Blora, Keraton Agung Sejagat di Purworejo, hingga Sunda Empire di Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOW)