Jakarta: Mantan Kombatan Jamaah Islamiyah (JI) Ali Fauzi kagum dengan upaya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dianggap berhasil mengembalikan ideologi para narapidana teroris ke jalan yang benar.
Ali mengatakan, rangkaian teror yang terjadi belakangan ini tidak bisa menjadi barometer sukses tidaknya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah.
"Aksi di Surabaya jangan jadi barometer. Saya pribadi mengagumi deradikalisasi berjalan cukup baik. Indikasinya banyak mantan napiter mau bertemu BNPT dan berdiskusi," kata Ali kepada Medcom.id, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca: Wiranto Pamer Deradikalisasi di KTT Keamanan Global
Menurutnya, BNPT telah berjasa dengan deradikalisasi ratusan mantan napiter. Hal ini merupakan kemajuan jika dibanding empat atau lima tahun lalu. Karena para mantan napiter ini merasa dirangkul.
"Ada semacam kepercayaan atau trust, dari mantan napiter," kata Ali.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/JKRnE2pK" allowfullscreen></iframe>
Pria yang sekarang bergerak di Yayasan Lingkar Perdamaian ini juga menggarisbawahi kemajuan deradikalisasi. Menurutnya, yang paling mencolok yakni adalah jumlah aksi teror yang cenderung menurun. Dari kurun waktu 2016 sampai 2018, peristiwa teror bisa dikatakan lebih jarang.
"Kalau 2014 sampai 2015 itu sering. Ada penembakan polisi, pembacokan. Ini jadi barometer bahwa deradikalisasi itu maju," tegas Ali.
Pada akhir April 2018, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto membeberkan keberhasilan deradikalisasi Indonesia saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Sochi, Rusia.
"Ada sekitar 600 eks narapidana teroris yang mengikuti program deradikalisasi. Dan hanya tiga dari jumlah tersebut yang kembali melakukan aksi terorisme," kata Wiranto.
Menurutnya, deradikalisasi ini merupakan cara selain penindakan secara hukum. Yakni dengan merangkul pelaku teror, dan asilnya pun tak mengecewakan.
"Ada 124 eks narapidana teroris yang telah berubah menjadi agen perdamaian yang menyampaikan pesan damai kepada publik dan orang-orang rentan terkena virus radikal," jelas Wiranto.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/9K544P3k" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Mantan Kombatan Jamaah Islamiyah (JI) Ali Fauzi kagum dengan upaya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dianggap berhasil mengembalikan ideologi para narapidana teroris ke jalan yang benar.
Ali mengatakan, rangkaian teror yang terjadi belakangan ini tidak bisa menjadi barometer sukses tidaknya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah.
"Aksi di Surabaya jangan jadi barometer. Saya pribadi mengagumi deradikalisasi berjalan cukup baik. Indikasinya banyak mantan napiter mau bertemu BNPT dan berdiskusi," kata Ali kepada
Medcom.id, Selasa, 15 Mei 2018.
Baca: Wiranto Pamer Deradikalisasi di KTT Keamanan Global
Menurutnya, BNPT telah berjasa dengan deradikalisasi ratusan mantan napiter. Hal ini merupakan kemajuan jika dibanding empat atau lima tahun lalu. Karena para mantan napiter ini merasa dirangkul.
"Ada semacam kepercayaan atau
trust, dari mantan napiter," kata Ali.
Pria yang sekarang bergerak di Yayasan Lingkar Perdamaian ini juga menggarisbawahi kemajuan deradikalisasi. Menurutnya, yang paling mencolok yakni adalah jumlah aksi teror yang cenderung menurun. Dari kurun waktu 2016 sampai 2018, peristiwa teror bisa dikatakan lebih jarang.
"Kalau 2014 sampai 2015 itu sering. Ada penembakan polisi, pembacokan. Ini jadi barometer bahwa deradikalisasi itu maju," tegas Ali.
Pada akhir April 2018, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto membeberkan keberhasilan deradikalisasi Indonesia saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Sochi, Rusia.
"Ada sekitar 600 eks narapidana teroris yang mengikuti program deradikalisasi. Dan hanya tiga dari jumlah tersebut yang kembali melakukan aksi terorisme," kata Wiranto.
Menurutnya, deradikalisasi ini merupakan cara selain penindakan secara hukum. Yakni dengan merangkul pelaku teror, dan asilnya pun tak mengecewakan.
"Ada 124 eks narapidana teroris yang telah berubah menjadi agen perdamaian yang menyampaikan pesan damai kepada publik dan orang-orang rentan terkena virus radikal," jelas Wiranto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)