Jakarta: Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo menyarankan agar jemaah calon haji untuk melakukan suntik vaksin influenza dan pneumonia secara mandiri sebelum berangkat ke Tanah Suci. Liliek mengatakan suntik vaksin influenza dan pneumonia ini dilakukan untuk pencegahan transmisi penularan, mengingat akan ada jutaan orang yang datang ke tanah suci.
"Yang sunah tadi influenza sama pneumonia. Itu bisa disarankan sendiri oleh jemaah," ujar Liliek di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2024.
Berdasarkan catatannya pada 2023 lalu, jemaah Indonesia yang harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akibat kasus pneumonia sebanyak 1.008 orang. Sementara yang dirawat di RS Arab Saudi sebanyak 240 orang.
"Pneumonia menjadi kasus terbanyak yang dialami jemaah pada 2023," ungkap dia.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia akan memberikan vaksin Meningitis Meningokokus secara cuma-cuma kepada jemaah calon haji. Vaksin meningitis akan diberikan kepada jemaah saat proses pembuatan visa.
Vaksinasi Meningitis Meningokokus merupakan suatu keharusan bagi mereka yang datang ke Arab Saudi dengan menggunakan visa haji. Persyaratan ini sebagai bagian dari upaya pemberian perlindungan sekaligus pencegahan terhadap penularan suatu penyakit.
"Meningitis itu jadi kalau kita divaksin, itu akan memberikan pelindungan kepada kita supaya kebal terhadap penyakit itu. Karena, kan, ketika haji jutaan orang dari seluruh dunia datang," jelas dia.
Khusus untuk jemaah asal Jawa Tengah dan Jawa Timur, pemerintah akan memberikan vaksin polio. Lantaran kasus tersebut sempat muncul di dua provinsi tersebut.
"Yang polio itu sebenarnya bukan jemaah yang kena tapi ada orang yang kena. Yang kita khawatirkan ada nanti bibit-bibitnya yang bisa menular ke semua orang," kata dia.
Jakarta: Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo menyarankan agar
jemaah calon haji untuk melakukan suntik
vaksin influenza dan
pneumonia secara mandiri sebelum berangkat ke Tanah Suci. Liliek mengatakan suntik vaksin influenza dan pneumonia ini dilakukan untuk pencegahan transmisi penularan, mengingat akan ada jutaan orang yang datang ke tanah suci.
"Yang sunah tadi influenza sama pneumonia. Itu bisa disarankan sendiri oleh jemaah," ujar Liliek di Jakarta, Sabtu, 23 Maret 2024.
Berdasarkan catatannya pada 2023 lalu, jemaah Indonesia yang harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) akibat kasus pneumonia sebanyak 1.008 orang. Sementara yang dirawat di RS Arab Saudi sebanyak 240 orang.
"Pneumonia menjadi kasus terbanyak yang dialami jemaah pada 2023," ungkap dia.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia akan memberikan vaksin Meningitis Meningokokus secara cuma-cuma kepada jemaah calon haji. Vaksin meningitis akan diberikan kepada jemaah saat proses pembuatan visa.
Vaksinasi Meningitis Meningokokus merupakan suatu keharusan bagi mereka yang datang ke Arab Saudi dengan menggunakan visa haji. Persyaratan ini sebagai bagian dari upaya pemberian perlindungan sekaligus pencegahan terhadap penularan suatu penyakit.
"Meningitis itu jadi kalau kita divaksin, itu akan memberikan pelindungan kepada kita supaya kebal terhadap penyakit itu. Karena, kan, ketika haji jutaan orang dari seluruh dunia datang," jelas dia.
Khusus untuk jemaah asal Jawa Tengah dan Jawa Timur, pemerintah akan memberikan vaksin polio. Lantaran kasus tersebut sempat muncul di dua provinsi tersebut.
"Yang polio itu sebenarnya bukan jemaah yang kena tapi ada orang yang kena. Yang kita khawatirkan ada nanti bibit-bibitnya yang bisa menular ke semua orang," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)