Jakarta: Pemerintah menerapkan skrining kesehatan berlapis sebagai strategi mencegah masuknya varian baru covid-19, Delta Plus AY 4.2. Varian tersebut telah menjangkiti sejumlah masyarakat Malaysia.
"Mekanisme (skrining berlapis) telah diatur dalam Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Nomor 20 Tahun 2021 beserta adendumnya beserta tahapannya," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Selasa, 9 November 2021.
Menurut dia, skrining berlapis dimulai dari pintu kedatangan pelaku perjalanan internasional. Pelaku perjalanan diwajibkan mengikuti tes covid-19.
Mereka juga diharuskan menjalani karantina kesehatan. Penerima vaksin covid-19 lengkap diwajibkan karantina selama tiga hari, sedangkan penerima satu dosis vaksin karantina lima hari.
Baca: Antisipasi Varian Delta AY 4.2, Pemerintah Perketat Penjagaan di Perbatasan
Penerima vaksin dosis lengkap akan dites covid-19 kembali pada hari ketiga karantina, sedangkan pelaku karantina lima hari dites ulang di hari keempat. Mereka diizinkan pulang bila negatif covid-19.
"Perlu ditekankan bahwa pelaku perjalanan hanya boleh meninggalkan fasilitas karantina jika hasil tes PCR sudah keluar," jelas Wiku Adisasmito.
Wiku menyebut rata-rata kecepatan hasil tes covid-19 kedua keluar selama enam hingga 12 jam setelah spesimen diambil. Pemerintah berkomitmen hasil tes covid-19 keluar secepat mungkin.
Berdasarkan laporan epidemiologi mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Varian Delta Plus atau AY 4.2 terdeteksi di 42 negara. Negara ini meliputi Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.
"Saat ini, strain (Delta Plus) telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," ucap ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford, Roselyn Lemus Martin.
WHO melaporkan 93 persen dari kasus AY.4.2 terdeteksi di Inggris. Subvarian itu secara bertahap berkontribusi pada proporsi kasus yang lebih besar di negara itu.
The UK's Health Security Agency (UKHSA) melabeli AY.4.2 sebagai variant under investigation atau varian covid-19 yang sedang diselidiki. Meski sudah menyebar luas di Inggris, UKHSA belum melabelinya sebagai variant of concern atau varian yang menjadi perhatian.
Jakarta: Pemerintah menerapkan skrining kesehatan berlapis sebagai strategi mencegah masuknya
varian baru covid-19,
Delta Plus AY 4.2. Varian tersebut telah menjangkiti sejumlah masyarakat Malaysia.
"Mekanisme (skrining berlapis) telah diatur dalam Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Nomor 20 Tahun 2021 beserta adendumnya beserta tahapannya," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Selasa, 9 November 2021.
Menurut dia, skrining berlapis dimulai dari pintu kedatangan pelaku perjalanan internasional. Pelaku perjalanan diwajibkan mengikuti tes
covid-19.
Mereka juga diharuskan menjalani karantina kesehatan. Penerima vaksin covid-19 lengkap diwajibkan karantina selama tiga hari, sedangkan penerima satu dosis vaksin karantina lima hari.
Baca:
Antisipasi Varian Delta AY 4.2, Pemerintah Perketat Penjagaan di Perbatasan
Penerima vaksin dosis lengkap akan dites covid-19 kembali pada hari ketiga karantina, sedangkan pelaku karantina lima hari dites ulang di hari keempat. Mereka diizinkan pulang bila negatif covid-19.
"Perlu ditekankan bahwa pelaku perjalanan hanya boleh meninggalkan fasilitas karantina jika hasil tes PCR sudah keluar," jelas Wiku Adisasmito.
Wiku menyebut rata-rata kecepatan hasil tes covid-19 kedua keluar selama enam hingga 12 jam setelah spesimen diambil. Pemerintah berkomitmen hasil tes covid-19 keluar secepat mungkin.
Berdasarkan laporan epidemiologi mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Varian Delta Plus atau
AY 4.2 terdeteksi di 42 negara. Negara ini meliputi Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.
"Saat ini, strain (Delta Plus) telah ditemukan di beberapa negara lain, tetapi tidak menjadi dominan," ucap ahli biologi molekuler dan sel dari Universitas Oxford, Roselyn Lemus Martin.
WHO melaporkan 93 persen dari kasus AY.4.2 terdeteksi di Inggris. Subvarian itu secara bertahap berkontribusi pada proporsi kasus yang lebih besar di negara itu.
The UK's Health Security Agency (UKHSA) melabeli AY.4.2 sebagai
variant under investigation atau varian covid-19 yang sedang diselidiki. Meski sudah menyebar luas di Inggris, UKHSA belum melabelinya sebagai
variant of concern atau varian yang menjadi perhatian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)