medcom.id, Jakarta: Pemerintah Turki meminta Indonesia menutup sekolah yang dianggap berkaitan dengan Organisasi Fethullah (FETO). Polri segera berkoordinasi dengan kementerian terkait dalam kasus ini.
"Soal itu kerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenlu dulu. Kami verifikasi dulu masalahnya bagaimana," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (30/7/2016).
Menurut Boy, awalnya informasi tersebut berasal dari luar negeri. Polri perlu mematangkan informasi sebelum bertindak.
"Kami tidak bisa main dapat info langsung bertindak. Klarifikasi dulu infonya, kebenarannya seperti apa, akurasinya seperti apa. Kami telusuri satu-satu ya, ini kan menyangkut aktivitas belajar," ucap Boy.
(Baca: Pemerintah RI Takkan Tutup Sekolah Gulen)
Sebelumnya, Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Turki di Indonesia dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan FETO ditutup. Pernyataan tersebut dimuat di www.jakarta.emb.mfa.gov.tr, website resmi Kedubes Turki di Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
Pemerintah telah merespons permintaan ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut aset sekolah tersebut milik dalam negeri.
"Hanya tenaga pengajar dari Turki harus sudah ditarik. Tetapi, sekolah tidak ditutup karena mereka hanya memberikan bantuan manajemen," kata Muhadjir di Jakarta, Jumat 29 Juli.
Kedatangan bantuan manajemen tersebut merupakan hasil kerja sama pihak dalam negeri dengan PASIAD-- organisasi nonpemerintah di Turki. Menurut Muhadjir, kontrak kerja sama dengan PASIAD akan berakhir November mendatang. Bila diperlukan dan mendesak, berakhirnya kontrak kerja bisa dipercepat.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Turki meminta Indonesia menutup sekolah yang dianggap berkaitan dengan Organisasi Fethullah (FETO). Polri segera berkoordinasi dengan kementerian terkait dalam kasus ini.
"Soal itu kerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenlu dulu. Kami verifikasi dulu masalahnya bagaimana," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (30/7/2016).
Menurut Boy, awalnya informasi tersebut berasal dari luar negeri. Polri perlu mematangkan informasi sebelum bertindak.
"Kami tidak bisa main dapat info langsung bertindak. Klarifikasi dulu infonya, kebenarannya seperti apa, akurasinya seperti apa. Kami telusuri satu-satu ya, ini kan menyangkut aktivitas belajar," ucap Boy.
(
Baca: Pemerintah RI Takkan Tutup Sekolah Gulen)
Sebelumnya, Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Turki di Indonesia dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan FETO ditutup. Pernyataan tersebut dimuat di www.jakarta.emb.mfa.gov.tr, website resmi Kedubes Turki di Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
Pemerintah telah merespons permintaan ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut aset sekolah tersebut milik dalam negeri.
"Hanya tenaga pengajar dari Turki harus sudah ditarik. Tetapi, sekolah tidak ditutup karena mereka hanya memberikan bantuan manajemen," kata Muhadjir di Jakarta, Jumat 29 Juli.
Kedatangan bantuan manajemen tersebut merupakan hasil kerja sama pihak dalam negeri dengan PASIAD-- organisasi nonpemerintah di Turki. Menurut Muhadjir, kontrak kerja sama dengan PASIAD akan berakhir November mendatang. Bila diperlukan dan mendesak, berakhirnya kontrak kerja bisa dipercepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)