medcom.id, Jakarta: Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan menutup sembilan sekolah yang disebut Pemerintah Turki terkait organisasi Fethullah (FETO). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyebut aset sekolah tersebut milik dalam negeri.
Sekolah di Indonesia yang disebut terkait FETO ada sembilan, yakni Pribadi Bilingual Boarding School di Depok, Pribadi Bilingual Boarding School di Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, dan Semesta Bilingual Boarding School di Semarang.
Lalu Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy's School di Aceh, Fatih Girl's School di Aceh, dan Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
"Hanya tenaga pengajar dari Turki harus sudah ditarik. Tetapi, sekolah tidak ditutup karena mereka hanya memberikan bantuan manajemen," kata Muhadjir di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Kedatangan bantuan manajemen tersebut merupakan hasil kerja sama pihak dalam negeri dengan PASIAD-- organisasi nonpemerintah di Turki. Menurut Muhadjir, kontrak kerja sama dengan PASIAD akan berakhir November mendatang.
"Bila diperlukan dan mendesak mungkin bisa dipercepat (masa kontrak kerja sama berakhir)," ujar Muhadjir.
(Klik: Sekolah-sekolah di Tanah Air Sanggah Berafiliasi dengan Gulen)
Bila kontrak kerja sama dengan PASIAD habis, ia memastikan kegiatan di sekolah tersebut akan tetap hidup. Muhadjir juga menegaskan kurikulum di sekolah tersebut juga sesuai kurikulum nasional.
Hanya, dia mengatakan, di sembilan sekolah itu menggunakan dua bahasa, Inggris dan Turki. Lulusannya ada beberapa yang dikirim ke Turki.
Muhadjir tidak ingin, karena sekolah ini bekerja sama dengan organisasi di Turki kemudian dikaitkan dengan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia mengatakan, kudeta di Turki yang disebut oleh Fethullah Gullen urusan internal Turki.
"Urusan kami adalah sekolah tersebut ada di Indonesia. Insya Allah sekolah tidak kami tutup. Tidak mungkin kita didikte negara lain soal pendidikan," tukas Muhadjir.
Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Turki di Indonesia dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan FETO ditutup. Pernyataan tersebut dimuat di www.jakarta.emb.mfa.gov.tr, website resmi Kedubes Turki di Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Indonesia menegaskan tidak akan menutup sembilan sekolah yang disebut Pemerintah Turki terkait organisasi Fethullah (FETO). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy menyebut aset sekolah tersebut milik dalam negeri.
Sekolah di Indonesia yang disebut terkait FETO ada sembilan, yakni Pribadi Bilingual Boarding School di Depok, Pribadi Bilingual Boarding School di Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, dan Semesta Bilingual Boarding School di Semarang.
Lalu Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy's School di Aceh, Fatih Girl's School di Aceh, dan Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
"Hanya tenaga pengajar dari Turki harus sudah ditarik. Tetapi, sekolah tidak ditutup karena mereka hanya memberikan bantuan manajemen," kata Muhadjir di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Kedatangan bantuan manajemen tersebut merupakan hasil kerja sama pihak dalam negeri dengan PASIAD-- organisasi nonpemerintah di Turki. Menurut Muhadjir, kontrak kerja sama dengan PASIAD akan berakhir November mendatang.
"Bila diperlukan dan mendesak mungkin bisa dipercepat (masa kontrak kerja sama berakhir)," ujar Muhadjir.
(
Klik: Sekolah-sekolah di Tanah Air Sanggah Berafiliasi dengan Gulen)
Bila kontrak kerja sama dengan PASIAD habis, ia memastikan kegiatan di sekolah tersebut akan tetap hidup. Muhadjir juga menegaskan kurikulum di sekolah tersebut juga sesuai kurikulum nasional.
Hanya, dia mengatakan, di sembilan sekolah itu menggunakan dua bahasa, Inggris dan Turki. Lulusannya ada beberapa yang dikirim ke Turki.
Muhadjir tidak ingin, karena sekolah ini bekerja sama dengan organisasi di Turki kemudian dikaitkan dengan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia mengatakan, kudeta di Turki yang disebut oleh Fethullah Gullen urusan internal Turki.
"Urusan kami adalah sekolah tersebut ada di Indonesia. Insya Allah sekolah tidak kami tutup. Tidak mungkin kita didikte negara lain soal pendidikan," tukas Muhadjir.
Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Turki di Indonesia dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan FETO ditutup. Pernyataan tersebut dimuat di www.jakarta.emb.mfa.gov.tr, website resmi Kedubes Turki di Jakarta, Kamis 28 Juli 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)