Kepala BNPT Boy Rafli Amar hadir dalam kegiatan Lokakarya dengan tema Meningkatkan Peran Intelijen dalam Mengantisipasi Dampak Konflik di Afghanistan. Istimewa
Kepala BNPT Boy Rafli Amar hadir dalam kegiatan Lokakarya dengan tema Meningkatkan Peran Intelijen dalam Mengantisipasi Dampak Konflik di Afghanistan. Istimewa

BNPT Antisipasi Dampak Kemenangan Taliban dan Ancaman Radikalime

Al Abrar • 29 September 2021 20:59
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengantisipasi dampak pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban. Taliban diklaim sebagai entitas yang melakukan kegiatan aksi kekerasan. 
 
Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, tidak ingin aksi kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan dijadikan contoh oleh masyarakat Indonesia. Apalagi gejolak yang terjadi di Afghanistan tidak dipungkiri selalu menjadi hal yang menarik bagi masyarakat Indonesia.
 
Tak hanya itu, fakta lainnya bahwa kurang lebih masih ada 7.000 pengungsi Afghanistan di Indonesia, sehingga tak sedikit pula yang melakukan euforia di media sosial terkait kembali berkuasanya Taliban. 

"Kekerasan yang dilakukan Taliban bukanlah gambaran jati diri bangsa kita,  karena kami menyoroti aksi kekerasan Taliban merupakan salah satu karakter kejahatan, jadi pasca kemenangan Taliban perlu kita waspadai dan antisipasi," kata Boy Rafli saat menghadiri Lokakarya dengan tema “Meningkatkan Peran Intelijen dalam Mengantisipasi Dampak Konflik di Afghanistan” Rabu 29 September 2021.
 
Baca: G20 Akan Gelar Pertemuan Isu Afghanistan dalam Beberapa Pekan ke Depan
 
Boy Rafli juga mengimbau pentingnya sinergi dengan Polri dan TNI terutama Densus 88 dan Intelijen untuk memantau situasi. Selain dengan aparat penegak hukum, BNPT juga akan memaksimal keterlibatan tokoh agama, melalui gugus tugas Pemuka agama yang dimiliki BNPT. 
 
"Konteks pencegahan tentu akan kami (BNPT) tingkatkan, BNPT tetap berhati-hati dan waspada dengan terus menjalin komunikasi dengan stakeholder yang berkaitan, kita upayakan semaksimal mungkin demi Indonesia yang damai dan aman," katanya.
 
Selain meningkatkan kordinasi antar Lembaga, Boy Rafli juga menegaskan agar meningkatkan kewaspadaan di media sosial. Mengingat saat ini banyak euphoria yang beredar pasca Taliban berkuasa. 
 
Untuk itu, BNPT mengambil langkah antisipasi dengan terus melakukan sosialisasi, menyampaikan kepada masyarakat bahwa tetap hati-hati dalam menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan masalah Taliban, karena pihaknya tak ingin catatan kekerasan Taliban sebagai entitas di masa di masa lalu muncul.
 
"Kita cegah dengan kontra narasi karena kemenangan Taliban bisa menjadi sebuah inspirasi yang bisa saja membangkitkan semangat radikalisme, kita menerima kenyataan hari ini Taliban telah menjadi menjadi entitas pemerintah di Afghanistan," ujarnya.
 
"Yang terpenting adalah jangan sampai contoh-contoh kekerasan yang telah berjalan selama ini itu menjadi sebuah inspirasi bagi masyarakat kita sehingga ini bisa mengganggu suasana kehidupan berbangsa dan bernegara yang tentunya sudah kira rawat dengan menjunjung nilai-nilai kebangsaan kita," papar Boy Rafli.
 
Dalam paparannya Kepala BNPT juga menjelaskan aksi terorisme global yang berdampak pada aksi terorisme di Indonesia pasca kemenangan Taliban di Afghanistan. Terutama berkaitan erat dengan aksi terorisme global yang dilakukan oleh kelompok militan ISIS dan Al-Qaeda. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki riwayat adanya sel-sel kelompok militan Al-Qaeda.
 
Kekhawatiran ini yang membuat pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi dampak kemenangan Taliban bagi kelompok garis keras yang ada di Tanah Air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan