Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi penyebaran covid-19. Masyarakat perlu memahami faktor risiko agar terhindar dari gelombang baru virus berbahaya itu.
“Virus itu sendiri tidak bisa dijadikan sebagai entitas tunggal penyebab persebaran penyakit. Perlu melihat faktor-faktor lain yang menstimulasi persebarannya,” kata Wiku dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.
Wiku mencontohkan perilaku manusia yang mendukung peningkatan penularan covid-19. Hal ini juga dipengaruhi karakter masyarakat di masing-masing daerah.
Wiku menyebut penyebab gelombang pertama di hampir seluruh negara terjadi lantaran pemahaman yang masih rendah terkait covid-19. Masyarakat juga belum mengurangi mobilitas yang sejatinya menjadi salah satu biang penularan.
“Mobilitas yang besar ini menyebabkan covid-19 menjadi pandemi,” papar dia.
Dampak gelombang pertama meningkatkan kasus covid-19. Khususnya kasus perawatan di rumah sakit lantaran belum ditemukan obat-obat atau vaksin.
Sementara itu, gelombang kedua disebabkan munculnya varian of concern (VOC) seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta di beberapa negara. Sejumlah negara, seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India menyebabkan kemunculan gelombang kedua.
“VOC yang tidak disertai dengan penjagaan mobilitas antarnegara menyebabkan gelombang ikutan ke negara-negara tetangga bahkan di Asia Tenggara seperti Indonesia,” tutur Wiku.
Wiku merujuk studi dari Rusia pada 2021 mengenai analisis regresi data covid-19 dari 35 negara di dunia. Penelitian menyatakan mayoritas penyebaran varian baru di beberapa negara terjadi akibat pergerakan domestik yang memperparah penyebaran varian impor.
Hal itu juga terjadi dari gelombang ketiga di Kentucky, Amerika Serikat, yang disebabkan varian Mu dari Kolombia. Diperparah dengan pembukaan sektor sosial ekonomi yang tidak disertai kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi.
Wiku meminta masyarakat Indonesia belajar dari kasus-kasus tersebut. Caranya tetap disiplin protokol kesehatan dan ikut vaksinasi meski Indonesia telah mulai melakukan kegiatan produktif secara bertahap.
"Kepatuhan ini merupakan kunci mencegah timbulnya gelombang baru,” ucap dia.
Baca: Satgas Wanti-wanti Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 di Akhir Tahun
Jakarta: Juru bicara Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi penyebaran
covid-19. Masyarakat perlu memahami faktor risiko agar terhindar dari gelombang baru virus berbahaya itu.
“Virus itu sendiri tidak bisa dijadikan sebagai entitas tunggal penyebab persebaran penyakit. Perlu melihat faktor-faktor lain yang menstimulasi persebarannya,” kata Wiku dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.
Wiku mencontohkan perilaku manusia yang mendukung peningkatan penularan covid-19. Hal ini juga dipengaruhi karakter masyarakat di masing-masing daerah.
Wiku menyebut penyebab gelombang pertama di hampir seluruh negara terjadi lantaran pemahaman yang masih rendah terkait covid-19. Masyarakat juga belum mengurangi mobilitas yang sejatinya menjadi salah satu biang penularan.
“Mobilitas yang besar ini menyebabkan covid-19 menjadi pandemi,” papar dia.
Dampak gelombang pertama meningkatkan kasus covid-19. Khususnya kasus perawatan di rumah sakit lantaran belum ditemukan obat-obat atau vaksin.
Sementara itu, gelombang kedua disebabkan munculnya
varian of concern (VOC) seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta di beberapa negara. Sejumlah negara, seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India menyebabkan kemunculan gelombang kedua.
“VOC yang tidak disertai dengan penjagaan mobilitas antarnegara menyebabkan gelombang ikutan ke negara-negara tetangga bahkan di Asia Tenggara seperti Indonesia,” tutur Wiku.
Wiku merujuk studi dari Rusia pada 2021 mengenai analisis regresi data covid-19 dari 35 negara di dunia. Penelitian menyatakan mayoritas penyebaran varian baru di beberapa negara terjadi akibat pergerakan domestik yang memperparah penyebaran varian impor.
Hal itu juga terjadi dari gelombang ketiga di Kentucky, Amerika Serikat, yang disebabkan varian Mu dari Kolombia. Diperparah dengan pembukaan sektor sosial ekonomi yang tidak disertai kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi.
Wiku meminta masyarakat Indonesia belajar dari kasus-kasus tersebut. Caranya tetap disiplin protokol kesehatan dan ikut vaksinasi meski Indonesia telah mulai melakukan kegiatan produktif secara bertahap.
"Kepatuhan ini merupakan kunci mencegah timbulnya gelombang baru,” ucap dia.
Baca:
Satgas Wanti-wanti Potensi Gelombang Ketiga Covid-19 di Akhir Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)