Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mewanti-wanti masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) menjelang periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Penerapan prokes yang kendur bisa berujung pada gelombang ketiga covid-19.
"Kita tetap perlu waspada dan mengantisipasi lonjakan ketiga di Indonesia," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis, 30 September 2021.
Peringatan Wiku berkaca dari lonjakan kasus covid-19 yang terjadi usai libur panjang. Misalnya libur, Idulfitri 2020 yang membuat kasus meroket hingga 214 persen dan kenaikannya bertahan selama tujuh minggu.
Kenaikan berikutnya terjadi saat libur Hari Kemerdekaan Indonesia dan dilanjutkan libur Maulid Nabi pada 28 sampai 29 Oktober 2021. Kemudian libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Kenaikan kasus terjadi sebesar 389 persen dan bertahan hingga 13 minggu sebelum dapat turun setelah puncak pertama," kata Wiku.
Wiku mengatakan kasus covid-19 di Indonesia kembali naik saat Idulfitri 2021. Meskipun, pemerintah sudah melarang mudik namun mobilitas di wilayah aglomerasi tetap tinggi.
"Hal itu terjadi karena masyarakat merasa aman dengan turunnya kasus covid-19 selama 15 minggu berturut-turut pasca lonjakan pertama," ujar dia.
Baca: Pembukaan Kegiatan Masyarakat Diizinkan Bila Kasus Covid-19 Terkendali
Menurut Wiku, mobilitas masyarakat juga tinggi lantaran rasa ingin berkumpul dengan kerabat. Apalagi, mereka tidak bisa bertemu keluarga saat Idulfitri.
"Akibatnya kasus naik hingga 880 persen dan kenaikannya bertahan selama delapan minggu," kata dia.
Wiku mengajak masyarakat belajar dari kasus-kasus tersebut jelang akhir tahun. Apalagi, tren covid-19 di Indonesia terus mengalami perbaikan dan harus dipertahankan.
"Perlu kehati-hatian dan tidak gegabah dalam menjalani aktivitas. Ini menjadi modal dasar kita jika dilihat dari pola kenaikan kasus-kasus sebelumnya," ucap Wiku.
Jakarta: Satuan Tugas
(Satgas) Penanganan Covid-19 mewanti-wanti masyarakat tetap disiplin
protokol kesehatan (prokes) menjelang periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Penerapan prokes yang kendur bisa berujung pada gelombang ketiga
covid-19.
"Kita tetap perlu waspada dan mengantisipasi lonjakan ketiga di Indonesia," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis, 30 September 2021.
Peringatan Wiku berkaca dari lonjakan
kasus covid-19 yang terjadi usai libur panjang. Misalnya libur, Idulfitri 2020 yang membuat kasus meroket hingga 214 persen dan kenaikannya bertahan selama tujuh minggu.
Kenaikan berikutnya terjadi saat libur Hari Kemerdekaan Indonesia dan dilanjutkan libur Maulid Nabi pada 28 sampai 29 Oktober 2021. Kemudian libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Kenaikan kasus terjadi sebesar 389 persen dan bertahan hingga 13 minggu sebelum dapat turun setelah puncak pertama," kata Wiku.
Wiku mengatakan kasus covid-19 di Indonesia kembali naik saat Idulfitri 2021. Meskipun, pemerintah sudah melarang mudik namun mobilitas di wilayah aglomerasi tetap tinggi.
"Hal itu terjadi karena masyarakat merasa aman dengan turunnya kasus covid-19 selama 15 minggu berturut-turut pasca lonjakan pertama," ujar dia.
Baca:
Pembukaan Kegiatan Masyarakat Diizinkan Bila Kasus Covid-19 Terkendali
Menurut Wiku, mobilitas masyarakat juga tinggi lantaran rasa ingin berkumpul dengan kerabat. Apalagi, mereka tidak bisa bertemu keluarga saat Idulfitri.
"Akibatnya kasus naik hingga 880 persen dan kenaikannya bertahan selama delapan minggu," kata dia.
Wiku mengajak masyarakat belajar dari kasus-kasus tersebut jelang akhir tahun. Apalagi, tren covid-19 di Indonesia terus mengalami perbaikan dan harus dipertahankan.
"Perlu kehati-hatian dan tidak gegabah dalam menjalani aktivitas. Ini menjadi modal dasar kita jika dilihat dari pola kenaikan kasus-kasus sebelumnya," ucap Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)