Ilustrasi hujan. Dok. MI
Ilustrasi hujan. Dok. MI

Penjelasan BMKG Soal Musim Hujan Tidak Terjadi Bersamaan di Indonesia

Media Indonesia.com • 20 September 2021 01:46
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan faktor yang memengaruhi waktu musim hujan berbeda di setiap wilayah Indonesia. Di antaranya posisi geografis dan kondisi topografis suatu daerah.
 
Kasubag Humas BMKG Ririn mengatakan wilayah Indonesia memilki tiga pola hujan yang berbeda. Yaitu, pola hujan monsunal, ekuatorial, dan lokal.
 
"Pola hujan monsunal, wilayahnya dipengaruhi oleh pergerakan angin monsun Asia dan Australia, serta memiliki satu puncak musim hujan, sehingga perbedaan antara periode musim hujan dan musim kemarau cukup jelas," ungkap Ririn saat dihubungi, Minggu, 19 September 2021.

Kedua, pola hujan ekuatorial. Wilayah dengan tipe pola hujan ini terletak di sekitar garis khatulistiwa sehingga pengaruh gerak semu matahari lebih dominan. Pola ini memiliki dua puncak musim hujan maksimum, yaitu pada Maret-April dan September-Oktober dengan posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa.
 
Ketiga, pola hujan lokal. Berbeda dengan yang sebelumnya, pola hujan lokal didominasi pengaruh topografis, seperti wilayah pegunungan, pesisir pantai, maupun wilayah kepulauan.
 
Baca: Pelibatan Masyarakat Sebagai Living Sensor Penting untuk Pemetaan Bencana
 
Ada beberapa macam tipe hujan lokal, yaitu curah hujan rendah sepanjang tahun. Misalnya, sekitar Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ada pula daerah yang curah hujannya tinggi sepanjang tahun, seperti wilayah Timika dan Asmat.
 
"Ada pula daerah yang tipe hujannya berkebalikan dengan tipe monsun, yang mengalami puncak hujan di Juni-Juli, misalnya di daerah Seram bagian selatan," terang dia. (Mohamad Farhan Zhuhri)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan