Jakarta: Menghindari paparan varian covid-19 asal Indonesia, B.1.466.2, dengan mengurangi mobilitas. Varian tersebut telah masuk radar pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Tetap (mematuhi) protokol kesehatan dan kurangi mobilitas merupakan kunci," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Medcom.id, Rabu, 28 Juli 2021.
Nadia mengatakan pemerintah juga terus mengoptimalkan pencegahan penyebaran varian covid-19 lain. Dia mencontohkan memperketat proses karantina bagi pelaku perjalanan.
"Jadi dengan adanya kebijakan karantina itu akan menjaga varian baru masuk," ujar Nadia.
Baca: Dibatasi 20 Menit, Satgas Covid-19 Minta Warga Makan Seefisien Mungkin
Varian B.1.466.2 sudah ditemukan sejak November 2020. WHO memasukkan varian asal Indonesia itu pada daftar Alerts for Future Monitoring pada 28 April 2021. Masuknya ke daftar WHO menegaskan varian lokal itu berpotensi berbahaya di masa mendatang.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan daftar Alerts for Future Monitoring berbeda dengan Variant of Concern (VOC) dan Variant of Interest (VOI). Daftar tersebut mencatat varian yang bermutasi dan diprediksi memiliki risiko. Namun, bukti fenotipik atau perubahan yang tampak dan bukti epidemiologi belum jelas.
Jakarta: Menghindari paparan varian
covid-19 asal Indonesia, B.1.466.2, dengan mengurangi mobilitas. Varian tersebut telah masuk radar pengawasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Tetap (mematuhi)
protokol kesehatan dan kurangi mobilitas merupakan kunci," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada
Medcom.id, Rabu, 28 Juli 2021.
Nadia mengatakan pemerintah juga terus mengoptimalkan pencegahan penyebaran varian covid-19 lain. Dia mencontohkan memperketat proses karantina bagi pelaku perjalanan.
"Jadi dengan adanya kebijakan karantina itu akan menjaga varian baru masuk," ujar Nadia.
Baca: Dibatasi 20 Menit, Satgas Covid-19 Minta Warga Makan Seefisien Mungkin
Varian B.1.466.2 sudah ditemukan sejak November 2020. WHO memasukkan varian asal Indonesia itu pada daftar Alerts for Future Monitoring pada 28 April 2021. Masuknya ke daftar WHO menegaskan varian lokal itu berpotensi berbahaya di masa mendatang.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan daftar
Alerts for Future Monitoring berbeda dengan
Variant of Concern (VOC) dan
Variant of Interest (VOI). Daftar tersebut mencatat varian yang
bermutasi dan diprediksi memiliki risiko. Namun, bukti fenotipik atau perubahan yang tampak dan bukti epidemiologi belum jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)