Tangkapan layar angin puting beliung di Sumedang, Jawa Barat. (Istimewa)
Tangkapan layar angin puting beliung di Sumedang, Jawa Barat. (Istimewa)

BMKG Tolak Angin Kencang di Rancaekek Disebut Tornado

M Rodhi Aulia • 22 Februari 2024 14:51
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menolak angin kencang yang terjadi di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 21 Februari 2024 disebut sebagai tornado. BMKG meyakini hal tersebut sebagai angin puting beliung.
 
"Kami mengimbau bagi siapa pun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia," kata BMKG dalam keterangan yang disampaikan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani kepada wartawan, Kamis 22 Februari 2024.
 
BMKG menjelaskan Istilah tornado biasa dipakai di wilayah Amerika Serikat. Daya rusak tornado lebih dahsyat lantaran memiliki kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer.

Baca juga: Bencana di Rancaekek Disebut Tornado, Ini Bedanya dengan Puting Beliung
 
"Sementara itu, di Indonesia, fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika," ungkap BMKG.
 
BMKG menegaskan angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat. Pada umumnya puting beliung berdurasi kurang dari 10 menit. 
 
"Prospek secara umum untuk kemungkinan terjadinya dapat diidentifikasi secara general, di mana fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan," ujar BMKG.
 
Di sisi lain, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulishatin menilai angin kencang tersebut sebagai tornado. Erma menyebut terdapat kemiripan tornado ini dengan yang terjadi di Amerika Serikat.
 
Hal ini disampaikan Erma usai dirinya bersama tim melakukan rekonstruksi dan investigasi terhadap kronologi yang beredar di tengah publik. Erma menegaskan tornado Rancaekek mirip dengan di Ahrens, Amerika pada 2004 silam.
 
"Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!," kata Erma melalui akun X miliknya @EYulishatin, Kamis 22 Februari 2024.
 
Erma menjelaskan Tornado ini dinilai sebagai peristiwa pertama di Indonesia. Lebih lanjut, peristiwa Tornado sudah diprediksi Kajian Atmosfer Jangka Madya Wilayah Indonesia (Kamajaya) BRIN. 
 
Kamajaya dapat memberikan informasi awal musim dan intensitas curah hujan selama enam bulan mendatang.
 
"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2023," ujar Erma.
 
Berdasarkan hasil pendataan dari BPBD Jabar pada Kamis 22 Februari 2024 pukul 00.57 WIB, fenomena angin kencang ini mengakibatkan 413 kepala keluarga di Sumedang terdampak dan 12 orang mengalami luka-luka. 
 
Sementara itu, sebanyak 19 warga di Kabupaten Bandung mengalami luka-luka. Seluruh warga terdampak langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan