Ilustrasi: Ekonomi hijau. Foto: Medcom.id.
Ilustrasi: Ekonomi hijau. Foto: Medcom.id.

Makna Hari Efisiensi Energi Sedunia setiap Awal Maret

M Rodhi Aulia • 13 Maret 2024 18:59
Jakarta: Dunia merayakan Hari Efisiensi Energi Sedunia setiap tanggal 5 Maret sejak 1998. Hal ini pertama kali muncul di Austria pada Pertemuan Internasional Pertama tentang Efisiensi Energi. 
 
Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya mengurangi konsumsi energi melalui penggunaan yang wajar dan berkelanjutan. Harapannya, krisis iklim aktual dapat mereda. 
 
Berbagai upaya lahir dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Di antaranya dengan peluncuran Gerakan Efisiensi Energi pada 2021 lalu dan mendapat reaksi positif dari pelaku-pelaku industri, dengan ratusan perusahaan
bergabung sejak peluncurannya. 

Di sisi lain, Indonesia telah menyatakan targetnya untuk mengurangi emisi karbon berdasarkan
Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) dengan meningkatkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% pada 2030. Ditambah target dukungan internasional sebesar 43,20% dan target Nol Emisi pada tahun 2060.
 
Untuk mencapai ini, tentunya industri diharapkan untuk mengambil tindakan dalam mencapai tujuan keberlanjutan.
 
Baca juga: Indonesia Dinilai Perlu Memastikan Keamanan Ketahanan Energi
 
"Gerakan Efisiensi Energi ABB di Indonesia, tidak hanya untuk merayakan prestasi tetapi juga untuk menginspirasi dan merangsang tindakan kolektif di kalangan industri Indonesia menuju dunia yang lebih berkelanjutan dan hemat energi," kata Vice President dan Head of Motion Business PT ABB Sakti Industri, Chen Kang Tan dalam keterangannya, Rabu 13 Maret 2024.
 
Gerakan Efisiensi Energi adalah sebuah forum yang bertujuan untuk menyatukan para pemangku kepentingan dengan visi yang sama untuk bersama-sama berinovasi dan bertindak demi dunia yang lebih efisien secara energi. Gerakan ini berperan sebagai "suara industri" dalam hal efisiensi energi, mewakili sektor swasta kepada investor, pengambil keputusan sektor publik, akademisi, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil.
 
"Melalui inovasi, berbagi pengetahuan dan wawasan, adopsi teknologi efisiensi energi yang ada,
investasi cerdas, serta regulasi dan insentif yang tepat, kita dapat mengoptimalkan efisiensi energi dan mempercepat kemajuan menuju masa depan dekarbonisasi bagi semua," ungkap Chen Kang Tan.
 
Populasi global diperkirakan akan meningkat menjadi 9,7 miliar pada 2050. Naik dari 7,7 miliar pada 2019.
 
Ekonomi global diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat dalam periode yang sama. Urbanisasi, otomatisasi, dan peningkatan standar hidup akan signifikan meningkatkan permintaan energi secara global. Pada saat yang sama, kita perlu mengurangi emisi CO2 untuk menangkal perubahan iklim.
 
"Jika kita tidak melakukan perubahan secara signifikan, skala ekspansi ini akan mempercepat perubahan iklim, dan merusak kualitas udara dan air yang menjadi dasar kehidupan. Untuk melindungi lingkungan, kita perlu meningkatkan komitmen kita dalam mengurangi CO2 di atmosfer. Dalam konteks ini, efisiensi energi bukanlah pilihan, melainkan keharusan," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan