Jakarta: Eagle Awards Documentary Competition 2022 (EADC 2022) Indonesia Bersinar, Makin Cakap Digital, kini sudah memasuki tahap workshop atau pelatihan pembuatan film dokumenter). Ini merupakan program tahunan Eagle Institute Indonesia yang diselenggarakan sejak 2005, dan program pendidikan serta produksi film dokumenter di Indonesia.
Tahun ini EADC 2022 bekerja sama dengan Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam rangka mendorong program literasi digital yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Setelah melalui proses seleksi yang panjang sejak 18 September 2022 lalu telah terpilih lima proposal yang bakal diwujudkan sebagai film dokumenter atas kerja sama Eagle Institute Indonesia dan Siberkreasi.
Berikut ini kelima proposal yang berhak memasuki tahap workshop:
Halimah dan Perahu Bekas, karya Rivon Paino dan Findriani Mahmud dari Pohuwato, Gorontalo
Lima Pare, karya Ilham Aulia dan Fahmi Abdul Aziz dari Lebak, Banten
The Flintstones Digital dari Belantara Rimba Bulungan, karya Rohil Fidiawan M dan Anggrino Gilang V asal Bulungan, Kaltara
Tanpa Terkecuali, karya Raka Mahandhika dan M. Tritaufan Saputra asal Depok, Jabar
Koneksi Di Tengah Samudra, karya Harsa Perdana dan M. Farhan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Proses seleksi EADC 2022 dari 152 proposal ini sangat ketat melalui tahapan dari 50 besar, 20 besar, dan akhirnya terpilih ide proposal 5 besar di atas. Proses penjurian memilih lima finalis terbaik ini melalui wawancara peserta secara daring dengan juri.
Juri EADC 2022:
Andi F Noya dari MetroTV, presenter program Kick Andy
Tonny Trimarsanto, Maestro Sutradara Film Dokumenter Indonesia
Sofia Setyorini, Impact Produser
Muthia Ganie, Sosiolog dari Universitas Indonesia
Yosi Mokalu (Project Pop), Ketua Program Siberkreasi
Program workshop yang telah dimulai dari 1-8 Oktober 2022 ini berupaya mengupas ide proposal dan melengkapi dengan sederet materi yang diperlukan peserta ketika akan melakukan eksekusi produksi film dokumenter.
Kelima peserta film tersebut bakal dilatih sederet mentor ternama film Indonesia dalam workshop. Mereka, BW Purbanegara, Dony Kusen, Tonny Trimarsanto, Benny Kadarharyanto, Gelly Kusuma, Eko Rejoso, Agustya Herdwiyanto, hingga Cesa David Lukmansyah.
Proses produksi sendiri direncanakan sekitar 17 hingga 30 Oktober 2022 di lokasi masing-masing. Sedangkan, proses editing yang direncanakan akan berlangsung di Jakarta pada 1 November 2022, hingga agenda awarding 30 November 2022.
Jakarta: Eagle Awards Documentary Competition 2022 (
EADC 2022) Indonesia Bersinar, Makin Cakap Digital, kini sudah memasuki tahap
workshop atau pelatihan pembuatan film dokumenter). Ini merupakan program tahunan Eagle Institute Indonesia yang diselenggarakan sejak 2005, dan program pendidikan serta produksi film dokumenter di Indonesia.
Tahun ini EADC 2022 bekerja sama dengan Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam rangka mendorong program literasi digital yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Setelah melalui proses seleksi yang panjang sejak 18 September 2022 lalu telah terpilih lima proposal yang bakal diwujudkan sebagai
film dokumenter atas kerja sama Eagle Institute Indonesia dan Siberkreasi.
Berikut ini kelima proposal yang berhak memasuki tahap workshop:
- Halimah dan Perahu Bekas, karya Rivon Paino dan Findriani Mahmud dari Pohuwato, Gorontalo
- Lima Pare, karya Ilham Aulia dan Fahmi Abdul Aziz dari Lebak, Banten
- The Flintstones Digital dari Belantara Rimba Bulungan, karya Rohil Fidiawan M dan Anggrino Gilang V asal Bulungan, Kaltara
- Tanpa Terkecuali, karya Raka Mahandhika dan M. Tritaufan Saputra asal Depok, Jabar
- Koneksi Di Tengah Samudra, karya Harsa Perdana dan M. Farhan asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Proses seleksi EADC 2022 dari 152 proposal ini sangat ketat melalui tahapan dari 50 besar, 20 besar, dan akhirnya terpilih ide proposal 5 besar di atas. Proses penjurian memilih lima finalis terbaik ini melalui wawancara peserta secara daring dengan juri.
Juri EADC 2022:
- Andi F Noya dari MetroTV, presenter program Kick Andy
- Tonny Trimarsanto, Maestro Sutradara Film Dokumenter Indonesia
- Sofia Setyorini, Impact Produser
- Muthia Ganie, Sosiolog dari Universitas Indonesia
- Yosi Mokalu (Project Pop), Ketua Program Siberkreasi
Program workshop yang telah dimulai dari 1-8 Oktober 2022 ini berupaya mengupas ide proposal dan melengkapi dengan sederet materi yang diperlukan peserta ketika akan melakukan eksekusi produksi
film dokumenter.
Kelima peserta film tersebut bakal dilatih sederet mentor ternama film Indonesia dalam workshop. Mereka, BW Purbanegara, Dony Kusen, Tonny Trimarsanto, Benny Kadarharyanto, Gelly Kusuma, Eko Rejoso, Agustya Herdwiyanto, hingga Cesa David Lukmansyah.
Proses produksi sendiri direncanakan sekitar 17 hingga 30 Oktober 2022 di lokasi masing-masing. Sedangkan, proses
editing yang direncanakan akan berlangsung di Jakarta pada 1 November 2022, hingga agenda awarding 30 November 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)