Festival Film Papua telah berjalan sejak tahun 2017. Festival ini terus menjadi ruang bereskpresi bagi generasi muda Papua dalam berkreativitas melalui film dokumenter.
Festival yang digelar pada 6-9 Agustus ini juga merupakan satu-satunya festival film dokumenter terbesar di Tanah Papua. FFP kelima ini akan digelar di Biak dan mengambil tema "Adat dan Budaya, Harkat dan Martabatku" dan sub Tema "Merajut Budaya dan Mengembalikan Adat Leluhur sebagai Kearifan Lokal Bagi Generasi Muda Papua untuk Mempertahankan Harkat dan Martabat".
"Ada tiga elemen besar di dalam pelaksanaan Festival Film Papua yakni kompetisi film dokumenter, nonton dan diskusi film serta belajar bersama," kata Mintje Anna Yawan selaku Ketua Dewan Juri dalam keterangan tertulisnya.
Sebanyak 27 film dokumenter mengikuti ajang kompetisi. Film-film ini berasal dari berbagai wilayah di Tanah Papua seperti di Biak, Jayapura, Keerom, Wamena, Timika, Asmat, Sorong, Fakfak dan lain sebagainya.
Dari ke-20 film dokumenter ini akan dinilai oleh para dewan juri menjadi 10 besar dan sampai 3 besar dan 1 film favorit. Para dewan juri yang akan menilai dan film-film kompetisi adalah Mintje Anna Yawan (Ketua Dewan Juri), Syamsul B Adnan (anggota), dan Rusni Abaidata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
