Tangerang Selatan: Sebanyak delapan negara ASEAN menghadiri The 52nd Meeting of ASEAN Sub-Committee on Science & Technology Infrastructure and Resources Development (SCIRD) yang digelar di Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 April 2018.
Kedelapan negara tersebut adalah Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sementara, Brunei Darussalam dan Singapura berhalangan hadir.
Ada tiga program yang akan dibahas sehubungan dengan penetapan ASEAN Plan of Action on Science, Technology, and Innovation (APASTI) 2016-2025 oleh ASEAN Committee on Science and Technology (COST) pada 2016. Kegiatan riset, iptek, dan inovasi negara ASEAN harus mengacu pada APASTI 2016-2025.
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ainun Naim menjelaskan, tiga program tersebut yaitu pertama, membangun mekanisme transfer teknologi berupa program pendampingan dan insentif untuk mendukung perusahaan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (iptekin) mulai dari startup hingga perusahaan yang berdaya saing.
Kedua, menyusun kerangka kebijakan dan panduan dalam rangka memperkuat kolaborasi antara akademisi, lembaga litbang, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang efektif untuk mendorong komersialisasi hasil litbang dan transfer teknologi.
Baca juga: Puspiptek Dukung Pengembangan Infrastruktur Iptek di ASEAN
“Ketiga, memprakarsai dan mendorong mobilitas pakar dan peneliti, serta memperkuat keikutsertaan perempuan dan pemuda dalam bidang iptekin (informasi teknologi dan inovasi nasional),” ujar Ainun, ditemui di Gedung TMC, kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 April 2018.
Dalam acara ini, Kemenristekdikti berperan sebagai focal point ASEAN Cost, dan Puspiptek sebagai tuan rumah siap memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan riset dan iptekin ASEAN. Puspiptek sebagai kawasan National Science Techno Park (N-STP) merupakan kawasan penelitian terbesar di Indonesia.
Puspiptek sebagai kawasan National Science Techno Park (N-STP) merupakan kawasan penelitian terbesar di Indonesia. Puspiptek juga memiliki Technology Business Incubation Center untuk menumbuhkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Tangerang Selatan: Sebanyak delapan negara ASEAN menghadiri The 52nd Meeting of ASEAN Sub-Committee on Science & Technology Infrastructure and Resources Development (SCIRD) yang digelar di Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 April 2018.
Kedelapan negara tersebut adalah Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sementara, Brunei Darussalam dan Singapura berhalangan hadir.
Ada tiga program yang akan dibahas sehubungan dengan penetapan ASEAN Plan of Action on Science, Technology, and Innovation (APASTI) 2016-2025 oleh ASEAN Committee on Science and Technology (COST) pada 2016. Kegiatan riset, iptek, dan inovasi negara ASEAN harus mengacu pada APASTI 2016-2025.
Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ainun Naim menjelaskan, tiga program tersebut yaitu pertama, membangun mekanisme transfer teknologi berupa program pendampingan dan insentif untuk mendukung perusahaan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (iptekin) mulai dari startup hingga perusahaan yang berdaya saing.
Kedua, menyusun kerangka kebijakan dan panduan dalam rangka memperkuat kolaborasi antara akademisi, lembaga litbang, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang efektif untuk mendorong komersialisasi hasil litbang dan transfer teknologi.
Baca juga: Puspiptek Dukung Pengembangan Infrastruktur Iptek di ASEAN
“Ketiga, memprakarsai dan mendorong mobilitas pakar dan peneliti, serta memperkuat keikutsertaan perempuan dan pemuda dalam bidang iptekin (informasi teknologi dan inovasi nasional),” ujar Ainun, ditemui di Gedung TMC, kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 April 2018.
Dalam acara ini, Kemenristekdikti berperan sebagai focal point ASEAN Cost, dan Puspiptek sebagai tuan rumah siap memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan riset dan iptekin ASEAN. Puspiptek sebagai kawasan National Science Techno Park (N-STP) merupakan kawasan penelitian terbesar di Indonesia.
Puspiptek sebagai kawasan National Science Techno Park (N-STP) merupakan kawasan penelitian terbesar di Indonesia. Puspiptek juga memiliki Technology Business Incubation Center untuk menumbuhkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)