Jakarta: Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Saa'di, membantah tudingan pemerintah Indonesia yang represif terhadap kaum islamis. Zainut menegaskan Indonesia ramah terhadap keberagaman.
"Penggunaan istilah islamisme keliru atau kurang tepat," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 September 2020.
Zainut mengatakan pemerintah mendukung penuh segala bentuk aktivitas umat beragama. Asalkan kegiatan itu mengarah pada penguatan pemahaman, pengamalan, dan penghayatan nilai-nilai agama masing-masing.
Baca: Mahfud: Mari Bangun Indonesia Sebagai Negara Islami, Bukan Negara Islam
Indonesia, kata Zainut, bukan negara agama dan bukan negara sekuler. Dia mengatakan Indonesia negara yang penuh dengan keberagaman dan patut disyukuri.
"Nilai dan ekspresi keberagaman mewarnai relasi antaragama. Ini tidak mungkin dibatasi, diingkari, dan direpresi," tegas dia.
Zainut menyebut pemerintah melalui Kementerian Agama terus berkoordinasi dengan seluruh organisasi masyarakat (ormas) dan organisasi agama. Supaya semangat pluralisme dan saling menghargai terus terjaga.
"Kita ingin mengantisipasi anti Pancasila dan NKRI yang sampai menistakan nilai-nilai kemanusiaan dan intoleran," kata Zainut.
Sebelumnya, Profesor Australian National University (ANU), Greg Fealy, menilai pemerintah Indonesia tidak ramah keberagaman dan represif pada kaum islamis. Pernyataan itu berdasarkan banyaknya aturan yang dinilai diskriminatif.
Greg mencontohkan larangan cadar dan cingkrang bagi aparatur sipil negara (ASN). Mereka yang tetap bercadar atau memakai celana cingkrang disingkirkan dari posisi strategis.
Jakarta: Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Saa'di, membantah tudingan pemerintah Indonesia yang represif terhadap kaum islamis. Zainut menegaskan Indonesia ramah terhadap keberagaman.
"Penggunaan istilah islamisme keliru atau kurang tepat," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 September 2020.
Zainut mengatakan pemerintah mendukung penuh segala bentuk aktivitas umat beragama. Asalkan kegiatan itu mengarah pada penguatan pemahaman, pengamalan, dan penghayatan nilai-nilai agama masing-masing.
Baca:
Mahfud: Mari Bangun Indonesia Sebagai Negara Islami, Bukan Negara Islam
Indonesia, kata Zainut, bukan negara agama dan bukan negara sekuler. Dia mengatakan Indonesia negara yang penuh dengan keberagaman dan patut disyukuri.
"Nilai dan ekspresi
keberagaman mewarnai relasi antaragama. Ini tidak mungkin dibatasi, diingkari, dan direpresi," tegas dia.