Ilustrasi: Medcom.id
Ilustrasi: Medcom.id

99 Persen Kasus Covid-19 Diprediksi Selesai Sebelum Vaksin Ditemukan

Yogi Bayu Aji • 30 April 2020 05:31
Jakarta: Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut pandemi virus korona (covid-19) kemungkinan bisa tertangani tanpa harus menunggu vaksin. Penyebaran virus diprediksi bisa ditekan dalam beberapa bulan ke depan.
 
"Sebanyak 99 persen kasus virus korona selesai sebelum vaksin untuk virus itu ditemukan. Bulan Juli-September 2020 adalah rentang waktu di mana virus korona tak lagi menjadi masalah bagi dunia," kata pendiri LSI, Denny JA, dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 April 2020.
 
Menurut dia, di rentang Juli hingga September, kasus virus korona tetap ada. Namun, jumlah kasus baru menurun signifikan. Puncak pandemi virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, medio November 2019 itu sudah dilewati.

Denny juga meramalkan Indonesia menjadi negara menengah (kategori B) dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus korona untuk mencapai level 99 persen tuntas. Capaian 99 persen kasus tuntas diproyeksi terjadi pada Juni 2020.
 
"Tentu ini dengan asumsi aneka protokol kesehatan yang digariskan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan pemerintah RI (Republik Indonesia) dipatuhi, antara lain social distancing, work from home, larangan mudik, dan sebagainya," tambah lulusan ilmu hukum Universitas Indonesia (UI) itu. 
 
Selain itu, Ketua Umum Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (AKPI) ini menyebut 100 persen Indonesia dan dunia terbebas dari virus korona ketika vaksin berhasil ditemukan. Bibit penyakit yang sudah dilemahkan itu diperkirakan ditemukan pada Mei sampai Juli 2021. 
 
"Ketika vaksin ditemukan, virus korona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan," jelas dia.
 
Hasil riset ini didapatkan LSI Denny JA dengan membaca tren data dunia dan Indonesia atas kasus korona. LSI Denny JA mengolah data dari data dunia virus korona Worldometer, Singapore University of Technology and Design (SUTD), dan berbagai  hasil riset lainnya. 
 
Data Worldometer menunjukkan protokol kesehatan efektif bekerja di berbagai negara, seperti Jerman, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Sebelumnya, penambahan kasus baru menanjak signifikan, tetapi sejak Rabu, 1 April 2020, grafik kasus baru mulai melandai.
 
Sementara itu, SUTD mengembangkan model prediksi lebih jauh. Tren data dunia dibaca dengan menggunakan kecerdasan buatan. Dari data berbagai negara, model itu menyimpulkan 99 persen kasus dunia selesai pada Agustus 2020.
 
LSI Denny JA memperkaya riset SUTD dengan aneka prediksi yang dikembangkan banyak lembaga. LSI Denny JA kemudian menyimpulkan rentang waktu Juli-September 2020 sebagai masa selesainya 99 persen kasus virus korona
 
"Kesimpulan ini katakanlah prediksi yang lebih aman karena menggunakan plus minus satu bulan sebagai margin of error dibandingkan yang dinyatakan Singapore University," jelas Denny JA.
 
Berdasarkan data STUD soal menangani virus korona untuk mencapai tuntas 99 persen, LSI Denny JA membagi tiga kategori, yakni kategori A (penanganan cepat), kategori B (penanganan menengah), dan kategori C (penanganan lambat). Suatu negara disebut cepat jika 99 persen tuntas paling telat di akhir Mei 2020. Satu negara disebut sedang jika 99 persen kasus tuntas Juni 2020 dan lambat bila terjadi setelah Juni 2020.
 
"Yang dimaksud dengan 99 persen tuntas adalah situasi di mana penambahan kasus baru hari per hari menunjukkan grafik yang konsisten menurun. Tidak berarti tak ada lagi korban baru yang terpapar virus. Namun jumlahnya dilihat dari grafik sudah sangat menurun," tambah Denny.
 
Indonesia termasuk negara kategori B menangani virus korona dengan kecepatan menengah. Diprediksi di Juni 2020, virus korona tak lagi menjadi isu besar. Kehidupan hampir kembali normal walau social distancing tetap harus dijaga karena vaksin belum ditemukan
 
99 Persen Kasus Covid-19 Diprediksi Selesai Sebelum Vaksin Ditemukan
 
Baca: 120 Vaksin Korona Dikembangkan di Seluruh Dunia
 
"Klaim 100 persen virus korona dianggap tuntas hanya dilakukan ketika vaksin ditemukan," papar Denny.
 
STUD, kata dia, memprediksi 100 persen kasus tuntas tercapai di Desember 2020. Hanya dua negara yang 100 persen tuntas di Februari dan April 2021. Namun, prediksi itu dilakukan semata berdasarkan proyeksi data.
 
Berbeda dengan Univesity of Singapore, LSI Denny JA mendasarkan 100 persen tuntas itu pada penemuan vaksin. Khusus 100 persen tuntas itu tidak dikembangkan dari model proyeksi data. 
 
LSI Denny JA mengelaborasi banyak negara dan perusahan besar yang berlomba menemukan vaksin untuk virus korona. Diprediksi vaksin pertama yang bisa dipakai luas terjadi sekitar Mei sampai Juli 2021. 
 
"Saat itulah 100 persen virus korona tidak menjadi masalah bagi manusia," ungkap Denny.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan