Jakarta: Calon Gubernur (Cagub) Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun kerap melontarkan pernyataan kontroversial terkait dengan pandemi Covid-19.
Bahkan jauh sebelum maju di Pilkada, Dharma juga sudah sering menyampaikan pandangannya di berbagai media tentang konspirasi Covid-19 serta turunannya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini sederet pernyataan kontroversial Dharma Pongrekun terkait Covid-19:
1. Pandemi Covid-19 adalah konspirasi
Dalam banyak podcast, Dharma berujar kalau dia meyakini kalau Covid-19 sudah direncanakan sejak tahun 2010 Rockefeller Foundation.
"(Covid-19) sudah direncanakan tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation dan disimulasikan tahun 2012, lalu dimainkan tahun 2020 untuk di Indonesia, tapi kalau di luar sudah disosialisasikan tahun 2019 gitu," ujar Dharma Pongrekun.
2. Covid-19 alat untuk percepatan digitalisasi
Dharma mengatakan tujuan dari penyebaran wabah Covid-19 adalah untuk mempercepat program digitalisasi yang berujung dengan kontrol total kepada masyarakat dunia. "Tujuannya adalah percepatan program digitalisasi," kata Dharma.
"Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh kemana-mana. Itulah yang permainan mereka. Mereka mengendalikan kita melalui sistem," bebernya.
3. Covid bukan singkatan dari Corona Virus
Dharma juga pernah menyampaikan kalau Covid bukanlah singkatan dari Corona Virus Disease. Menurut Dharma, Covid sesungguhnya adalah singkatan dari Certificate of Vaccine Identity Digital.
"Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh kemana-mana. Itulah yang permainan mereka. Mereka mengendalikan kita melalui sistem," katanya.
4. Permainan kotor industri farmasi
Dalam sebuah podcast, Dharma mengutarakan pendapatnya soal Covid-19 yang juga bagian dari permainan kotor industri farmasi.
Menurutnya asal muasal covid dan vaksin yang diberikan kepada masyarakat berasal dari sumber yang sama, yakni ada pihak yang sengaja membuatnya hingga bisa memperdaya umat manusia di dunia.
"Semua bangsa disesatkan. Hanya dengan permainan farmasi. Bahasa Yunaninya farmakea artinya ilmu sihir," tutur Dharma.
5. Sebut vaksin sebagai berhala
Dharma juga menyatakan kalau vaksin yang diwajibkan kepada seluruh masyarakat dianggapnya sebagai berhala. Ia pun memilih untuk tidak divaksin.
"Berhala di mata saya berhala di mata Dia. Tuhan marah pada saya. Tuhan bilang begini kau enggak percaya sama saya. Aku yang ciptakan kau. Nafasmu dari aku bukan dunia bukan mereka-mereka yang di dunia yang. Mereka aja yang nyuruh kita gak bisa menyelamatkan hidupnya," kata Dharma.
6. PCR bukan metode mendeteksi virus
Terbaru, dalam debat perdana Pilgub Jakarta, Dharma kembali mengutarakan pendapatnya tentang metode Prosedur polymerase chain reaction atau PCR bukan untuk mendeteksi virus.
"PCR yang dipakai itu bukan untuk mengetes virus, kenapa harus dicolok-colok, kenapa tidak mengambil ludah," ujar Dharma Pongrekun.
Jakarta: Calon Gubernur (
Cagub) Jakarta dari jalur independen,
Dharma Pongrekun kerap melontarkan pernyataan kontroversial terkait dengan pandemi
Covid-19.
Bahkan jauh sebelum maju di Pilkada, Dharma juga sudah sering menyampaikan pandangannya di berbagai media tentang konspirasi Covid-19 serta turunannya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini sederet pernyataan kontroversial Dharma Pongrekun terkait Covid-19:
1. Pandemi Covid-19 adalah konspirasi
Dalam banyak podcast, Dharma berujar kalau dia meyakini kalau Covid-19 sudah direncanakan sejak tahun 2010 Rockefeller Foundation.
"(Covid-19) sudah direncanakan tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation dan disimulasikan tahun 2012, lalu dimainkan tahun 2020 untuk di Indonesia, tapi kalau di luar sudah disosialisasikan tahun 2019 gitu," ujar Dharma Pongrekun.
2. Covid-19 alat untuk percepatan digitalisasi
Dharma mengatakan tujuan dari penyebaran wabah Covid-19 adalah untuk mempercepat program digitalisasi yang berujung dengan kontrol total kepada masyarakat dunia. "Tujuannya adalah percepatan program digitalisasi," kata Dharma.
"Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh kemana-mana. Itulah yang permainan mereka. Mereka mengendalikan kita melalui sistem," bebernya.
3. Covid bukan singkatan dari Corona Virus
Dharma juga pernah menyampaikan kalau Covid bukanlah singkatan dari Corona Virus Disease. Menurut Dharma, Covid sesungguhnya adalah singkatan dari Certificate of Vaccine Identity Digital.
"Sebagai identitas digital untuk menjadi persyaratan boleh kemana-mana. Itulah yang permainan mereka. Mereka mengendalikan kita melalui sistem," katanya.
4. Permainan kotor industri farmasi
Dalam sebuah podcast, Dharma mengutarakan pendapatnya soal Covid-19 yang juga bagian dari permainan kotor industri farmasi.
Menurutnya asal muasal covid dan vaksin yang diberikan kepada masyarakat berasal dari sumber yang sama, yakni ada pihak yang sengaja membuatnya hingga bisa memperdaya umat manusia di dunia.
"Semua bangsa disesatkan. Hanya dengan permainan farmasi. Bahasa Yunaninya farmakea artinya ilmu sihir," tutur Dharma.
5. Sebut vaksin sebagai berhala
Dharma juga menyatakan kalau vaksin yang diwajibkan kepada seluruh masyarakat dianggapnya sebagai berhala. Ia pun memilih untuk tidak divaksin.
"Berhala di mata saya berhala di mata Dia. Tuhan marah pada saya. Tuhan bilang begini kau enggak percaya sama saya. Aku yang ciptakan kau. Nafasmu dari aku bukan dunia bukan mereka-mereka yang di dunia yang. Mereka aja yang nyuruh kita gak bisa menyelamatkan hidupnya," kata Dharma.
6. PCR bukan metode mendeteksi virus
Terbaru, dalam debat perdana Pilgub Jakarta, Dharma kembali mengutarakan pendapatnya tentang metode Prosedur polymerase chain reaction atau PCR bukan untuk mendeteksi virus.
"PCR yang dipakai itu bukan untuk mengetes virus, kenapa harus dicolok-colok, kenapa tidak mengambil ludah," ujar Dharma Pongrekun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)