Jakarta: Papua dinilai sebagai mozaik Indonesia yang perlu dirawat dan dipertahankan. Persoalan yang terjadi di Provinsi Papua maupun Papua Barat, berakar pada persoalan identitas sosial yang perlu diselesaikan.
Hal itu disampaikan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, dalam Bedah Buku Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing berjudul Menyulam NKRI, Merawat Rasa Aman, Senin, 12 April 2021. Dia menjelaskan Indonesia merupakan mozaik yang sangat beragam, dengan berbagai etnis di dalamnya.
Menurut Hamdi, kekayaan ini harus dikelola dengan baik untuk merawat NKRI.“Merawat NKRI itu tugas kita bersama. Jadi tantangannya, kalau kita bisa merawat Papua itu artinya kita bisa merawat NKRI secara keseluruhan. Papua adalah mozaik indonesia yang sangat penting,” kata Hamdi, seperti dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 13 April 2021.
Baca: Kapolri Minta Satgas Nemangkawi Dapat Menunjukkan Kecintaan pada Papua
Banyak pendapat yang menyebut, Persoalan Papua sudah banyak menghabiskan dana yang cukup besar dan pembangunan fisik yang masif tetapi belum juga selesai. Pandangan itu menurutnya keliru. Persoalan di Papua adalah terkait identitas sosial.
“Ini harus ada titik keseimbangan yang pas. Nasionalisme indonesia, itu loyalitas NKRI tidak bisa ditawar lagi. NKRI final. Penghargaan terhadap identitas lokal itu penting. Harus dicari pengaturan publik yang pas,” kata Hamdi.
Irjen Tornagogo Sihombing menjelaskan Papua dan Papua Barat merupakan mozaik Indonesia yang perlu dirawat. “Memerhatikan Papua sama dengan memerhatikan negara secara utuh. Tidak benar jika kita tidak memikirkan Papua, kita mengaku mikirikan Indonesia,” kata Tornagogo.
Menurutnya, tidak ada satu teori pun yang dapat menyelesaikan konflik di manapun termasuk konflik yang terjadi di tanah Papua. Menurutnya, dengan menerapkan kasih dan damai, bisa merawat keberagaman hingga penyelesaian masalah yang ada di Papua.
Dia membeberkan persoalan utama di Papua Barat, yakni penyalahgunaan miras, perusakan lingkungan, serta revitalisasi adat, termasuk kasus-kasus gerakan separatis. “Kami berharap bisa lebih mudah menerapkan semboyan, Waaja Keema Nene Kapoka yang artinya melayani dengan hati dan membangun dengan kasih,” kata dia.
Jakarta: Papua dinilai sebagai mozaik Indonesia yang perlu dirawat dan dipertahankan. Persoalan yang terjadi di Provinsi
Papua maupun Papua Barat, berakar pada persoalan identitas sosial yang perlu diselesaikan.
Hal itu disampaikan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, dalam Bedah Buku Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing berjudul Menyulam NKRI, Merawat Rasa Aman, Senin, 12 April 2021. Dia menjelaskan Indonesia merupakan mozaik yang sangat beragam, dengan berbagai etnis di dalamnya.
Menurut Hamdi, kekayaan ini harus dikelola dengan baik untuk merawat NKRI.“Merawat NKRI itu tugas kita bersama. Jadi tantangannya, kalau kita bisa merawat Papua itu artinya kita bisa merawat NKRI secara keseluruhan. Papua adalah mozaik indonesia yang sangat penting,” kata Hamdi, seperti dikutip dari
Media Indonesia, Selasa, 13 April 2021.
Baca:
Kapolri Minta Satgas Nemangkawi Dapat Menunjukkan Kecintaan pada Papua
Banyak pendapat yang menyebut, Persoalan Papua sudah banyak menghabiskan dana yang cukup besar dan pembangunan fisik yang masif tetapi belum juga selesai. Pandangan itu menurutnya keliru. Persoalan di Papua adalah terkait identitas sosial.
“Ini harus ada titik keseimbangan yang pas. Nasionalisme indonesia, itu loyalitas NKRI tidak bisa ditawar lagi. NKRI final. Penghargaan terhadap identitas lokal itu penting. Harus dicari pengaturan publik yang pas,” kata Hamdi.
Irjen Tornagogo Sihombing menjelaskan Papua dan Papua Barat merupakan mozaik Indonesia yang perlu dirawat. “Memerhatikan Papua sama dengan memerhatikan negara secara utuh. Tidak benar jika kita tidak memikirkan Papua, kita mengaku mikirikan Indonesia,” kata Tornagogo.
Menurutnya, tidak ada satu teori pun yang dapat menyelesaikan konflik di manapun termasuk konflik yang terjadi di tanah Papua. Menurutnya, dengan menerapkan kasih dan damai, bisa merawat keberagaman hingga penyelesaian masalah yang ada di Papua.
Dia membeberkan persoalan utama di Papua Barat, yakni penyalahgunaan miras, perusakan lingkungan, serta revitalisasi adat, termasuk kasus-kasus gerakan separatis. “Kami berharap bisa lebih mudah menerapkan semboyan,
Waaja Keema Nene Kapoka yang artinya melayani dengan hati dan membangun dengan kasih,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)