Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto. Dok. Crosscheck By Medcom.id
Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto. Dok. Crosscheck By Medcom.id

Pola Rekrutmen Teroris Berubah karena Teknologi

Theofilus Ifan Sucipto • 04 April 2021 14:03
Jakarta: Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto memaparkan perbedaan rekrutmen kelompok teroris. Perkembangan terknologi membuat tren rekrutmen saat ini mulai berubah.
 
Benny sempat memeriksa tahanan teroris di Singapura dan Filipina. Mereka memiliki latar belakang yang sama, yakni pemabuk dan pencuri namun ingin bertobat.
 
“Mereka ingin belajar agama serius, tapi ketemu kelompok ini (teroris) akhirnya diberi pemahaman agama menurut kelompok itu,” kata Benny dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual,’ Minggu, 4 April 2021.

Benny mengatakan kelompok itu memberikan kacamata kuda bagi anggota baru. Mereka tidak mengizinkan anggota baru mencari referensi lain di luar ajaran kelompok tersebut.
 
“Proses rekrutmen dua tahun, dibaiat, pelatihan militer, jadilah mereka siap berjihad dan siap amaliah,” papar dia.
 
Baca: Penyebab Anak Muda Rentan Terpapar Radikalisme
 
Menurut dia, proses rekrutmen saat ini jauh lebih cepat. Sebab, anak muda bisa mengakses informasi apa pun di media sosial.
 
Benny menyampaikan anak-anak yang terpapar paham radikal memiliki masalah tertentu. Misalnya, frustasi, putus dari pacar, memiliki masalah keluarga, hingga mengalami diskriminasi.
 
Anak-anak muda itu berusaha mencari jati diri di media sosial. Mereka kemudian tertarik dengan situs misterius yang tidak jelas siapa pengelolanya.
 
“Situs-situs itu digandrungi anak-anak muda, isinya berisi hal-hal yang mengarah ke proses radikalisasi,” ujar Benny.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan