Jakarta: Tenaga ahli utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan mengakui kerumunan saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melanggar protokol kesehatan (prokes). Sebab, tidak ada jaga jarak yang diterapkan.
"(Kerumunan) itu memang salah dan saya sampaikan siapa yang salah (ada) protokoler, penyelenggara, dan seterusnya," ujar Dany dalam program Crosschek Medcom.id, bertajuk Kerumunan Jokowi Beda Dengan Kerumunan Rizieq melalui telekonferensi, Minggu, 28 Februari 2021.
Dia menuturkan seluruh pihak telah berusaha maksimal agar tidak terjadi kerumunan massa. Namun, antusias masyarakat melihat pemimpinnya tak terbendung.
(Baca: Masyarakat Inisiatif Datang Saat Peresmian Bendungan Napun Gete)
"Sebetulnya Paspampres, protokoler, penyelenggara juga sudah berupaya keras membubarkan massa atau membatasi massa tidak masuk blokade mobil Presiden (Jokowi)," beber dia.
Dia menuturkan antusias masyarakat didasari euforia diresemikannya Bendungan Nepun Gete. Bendungan seluas 99 hektare dengan kapasitas tampung air 11,2 juta meter kubik itu telah lama dinantikan.
"Bendungan ini adalah bendungan yang besar untuk populasi 318 ribu, seluruh Kabupaten Sikka. Bendungan ini memberikan kontribusi air bersih untuk diminum masyarakat," tutur dia.
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Napun Gete, di Kabupaten Sikka, NTT, Selasa, 23 Februari 2021. Kedatangan Jokowi disambut masyarakat hingga berujung terjadinya kerumunan.
Jakarta: Tenaga ahli utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan mengakui kerumunan saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melanggar
protokol kesehatan (prokes). Sebab, tidak ada jaga jarak yang diterapkan.
"(Kerumunan) itu memang salah dan saya sampaikan siapa yang salah (ada) protokoler, penyelenggara, dan seterusnya," ujar Dany dalam program Crosschek Medcom.id, bertajuk Kerumunan Jokowi Beda Dengan Kerumunan Rizieq melalui telekonferensi, Minggu, 28 Februari 2021.
Dia menuturkan seluruh pihak telah berusaha maksimal agar tidak terjadi kerumunan massa. Namun, antusias masyarakat melihat pemimpinnya tak terbendung.
(Baca:
Masyarakat Inisiatif Datang Saat Peresmian Bendungan Napun Gete)
"Sebetulnya Paspampres, protokoler, penyelenggara juga sudah berupaya keras membubarkan massa atau membatasi massa tidak masuk blokade mobil Presiden (Jokowi)," beber dia.
Dia menuturkan antusias masyarakat didasari euforia diresemikannya Bendungan Nepun Gete. Bendungan seluas 99 hektare dengan kapasitas tampung air 11,2 juta meter kubik itu telah lama dinantikan.
"Bendungan ini adalah bendungan yang besar untuk populasi 318 ribu, seluruh Kabupaten Sikka. Bendungan ini memberikan kontribusi air bersih untuk diminum masyarakat," tutur dia.
Presiden Jokowi meresmikan
Bendungan Napun Gete, di Kabupaten Sikka, NTT, Selasa, 23 Februari 2021. Kedatangan Jokowi disambut masyarakat hingga berujung terjadinya kerumunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)