Jakarta: Direktur Tata Kelola Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Indra Ni Tua, mengatakan telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi potensi kecelakaan di Objek Wisata. Langkah tersebut termasuk poin SAFE dari empat standar sertifikasi, yakni cleanliness, health, safety, dan environment sustainability atau CHSE.
"Kami sudah mengadakan pelatihan bersama dengan stakeholders terkait. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tim SAR untuk mengadakan pelatihan mitigasi bencana di kawasan wisata," kata dia dalam Selamat pagi Indonesia Metro TV, Senin, 1 November 2021.
Kemenparekraf mengadakan simulasi kebencanaan langsung di lima destinasi prioritas. Meliputi, Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Baca: Sektor Pariwisata Harus Terus Berputar di Tengah Pandemi
"Kalau dari masyarakat kita percaya punya kearifan lokal. Ada satu desa wisata di Jawa Timur, itu pemudanya memasang early warning system sendiri. Apabila air sungai naik, maka ada alarm memberi tahu pengelola obyek wisata di bawahnya," tuturnya.
Indra menambahkan, inisiatif semacam ini bisa mengurangi risiko kecelakaan di destinasi wisata. Mengingat, sanksi sosial bisa menimpa pengelola abai dan terjadi kecelakaan di lokasinya. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Direktur Tata Kelola Investasi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Indra Ni Tua, mengatakan telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi potensi kecelakaan di Objek Wisata. Langkah tersebut termasuk poin SAFE dari empat standar sertifikasi, yakni
cleanliness, health, safety, dan
environment sustainability atau CHSE.
"Kami sudah mengadakan pelatihan bersama dengan stakeholders terkait. Seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tim SAR untuk mengadakan pelatihan mitigasi bencana di kawasan wisata," kata dia dalam Selamat pagi Indonesia
Metro TV, Senin, 1 November 2021.
Kemenparekraf mengadakan simulasi kebencanaan langsung di lima destinasi prioritas. Meliputi, Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Baca:
Sektor Pariwisata Harus Terus Berputar di Tengah Pandemi
"Kalau dari masyarakat kita percaya punya kearifan lokal. Ada satu desa wisata di Jawa Timur, itu pemudanya memasang early warning system sendiri. Apabila air sungai naik, maka ada alarm memberi tahu pengelola obyek wisata di bawahnya," tuturnya.
Indra menambahkan, inisiatif semacam ini bisa mengurangi risiko kecelakaan di destinasi wisata. Mengingat, sanksi sosial bisa menimpa pengelola abai dan terjadi kecelakaan di lokasinya.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)