Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. DOK Kemenag
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. DOK Kemenag

Yaqut Tegaskan Kemenag Bukan untuk Satu Ormas

Fachri Audhia Hafiez • 26 Oktober 2021 07:53
Jakarta: Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan Kementerian Agama (Kemenag) tidak diperuntukkan bagi satu organisasi masyarakat (ormas) keagamaan. Kemenag telah memberikan afirmasi kepada semua agama dan ormas keagamaan.
 
"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Agama tidak hanya Islam, ormas juga tidak hanya NU (Nahdlatul Ulama) saja," kata Yaqut melalui keterangan tertulis, Selasa, 26 Oktober 2021.
 
Yaqut juga menekankan Kemenag milik semua agama. Kementerian didirikan untuk memfasilitasi kepentingan umat beragama.

"Kemenag milik semua agama dan harus memfasilitasi semua agama," ucap Yaqut.
 
Indonesia, kata Yaqut, bukan negara agama dan negara sekuler. Indonesia merupakan negara berdasarkan Pancasila yang masyarakatnya menjunjung nilai-nilai agama.
 
"Maka, kehadiran Kemenag logis, sebagai bentuk fasilitasi negara terhadap umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya," ujar Yaqut.
 
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menuturkan terdapat 11 satuan kerja setingkat Eselon I di Kemenag. Yakni, Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang memfasilitasi umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
 
Baca: Klarifikasi Menag Soal Pernyataan Kemenag Hadiah Negara untuk NU
 
Selain itu, terdapat Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu. Pejabat Eselon I yang beragama Islam, kata Yaqut, juga merepresentasikan sejumlah ormas, seperti NU, Muhammadiyah, termasuk kalangan profesional.
 
"Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag dari kalangan profesional. Jadi, Kemenag itu memfasilitasi semua agama dan ormas keagamaan," kata Yaqut.
 
Sebelumnya, Yaqut menyebut Kemenag merupakan 'hadiah negara' untuk NU. Hal itu disampaikan dalam seminar virtual yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU.
 
Pernyataan berawal dari perdebatan kecil di kementerian saat mendiskusikan soal Kemenag. Yaqut memiliki keinginan mengubah logo atau tagline Kemenag, yakni 'Ikhlas Beramal'. Dia menilai 'ikhlas' tidak mesti ditulis, melainkan dalam hati.
 
“Ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan enggak ikhlas," kata dia.
 
Perdebatan kemudian berlanjut menyoal sejarah pendirian Kemenag. Yaqut menyebut ustaz yang kala itu tidak setuju Kemenag harus menaungi semua agama.
 
"Ada yang tidak setuju, bahwa Kementerian ini harus Kementerian agama Islam, karena Kementerian agama itu hadiah negara untuk umat Islam," kata Yaqut.
 
"Saya bantah, bukan. Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang di Kementerian Agama, karena hadiahnya untuk NU," ujar Yaqut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan