Jakarta: Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menyatakan melawan dan menangani pandemi covid-19 bentuk jihad kemanusiaan. Seluruh persyarikatan harus turun tangan agar pandemi segera berakhir.
"Bagaimana tidak jihad kemanusiaan, ketika kita mengawal agar orang tidak terserang covid-19, ini kemudian terselamatkan nyawanya, barang siapa menyelamatkan satu kehidupan maka baginya mendapatkan pahala seperti menyelamatkan seluruh kehidupan," kata Taufiqurrahman di Jakarta, Sabtu, 8 Januari 2022.
Taufiqurrahman mengatakan Muhammadiyah menghadapi pandemi covid-19 dengan menerapkan tiga nilai utama. Yaitu sesuai dengan prinsip imaniah yang benar, prinsip ilmiah yang benar, dan harokah (aktif bergerak).
Taufiqurrahman mencontohkan nilai imaniah yang benar. Salah satunya, saat awal pandemi covid-19, ada banyak pihak yang mempertanyakan pemakaian masker sementara sakit atau tertular merupakan takdir dari Allah.
Kemudian, soal beredar informasi palsu (hoaks) soal vaksin. Tak sedikit yang beranggapan bahwa vaksin merupakan konspirasi global serta telah disusupi microchip. Taufiqurrahman meminta Muhamadiyah mengawal agar tidak ada lagi masyarakat yang salah tanggap menghadapi pandemi covid-19.
"Padahal dalil agama jelas, kita itu diperintahkan Rasul laa dharara wala dhirara, janganlah kalian melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan juga membahayakan orang lain. Nah prinsip ini yang oleh Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) kemudian dikawal agar masyarakat itu menghadapi pandemi itu dengan nilai-nilai iman yang benar. Ajaran Islam yang ada di Al-Qur'an dan As Sunah yang benar," kata Taufiqurrahman.
Baca: Aparat Diminta Tak Main-main Terkait Karantina
Kedua, kata dia, Muhammadiyah mengawal gerakan menghadapi pandemi dengan prinsip ilmiah ilmu yang benar. Saat pandemi melanda Tiongkok kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, Muhammadiyah langsung mengundang pakar untuk menilik virus korona.
Berbagai pandangan serta penelitian kemudian lahir yang menjadi dasar Muhammadiyah bergerak dalam menangani pandemi covid-19. "Kampus-kampus besar kita ajak berdiskusi agar yang kita lakukan itu sesuai dengan kaidah ilmiah," kata dia.
Menurut Taufiqurrahman, ketiga prinsip harokah berarti seluruh gerakan dalam menghadapi pandemi ini harus terstruktur dan bersinergi bersama lembaga lain. Semua persyarikatan, organisasi mandiri, serta relawan Muhammadiyah turun tangan menghadapi virus ini.
"Karena tidak mungkin menyelesaikan pandemi itu sendirian, tidak mungkin maka prinsip harokah," kata Taufiqurrahman.
Jakarta: Ketua Pimpinan Pusat
(PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menyatakan melawan dan menangani
pandemi covid-19 bentuk jihad kemanusiaan. Seluruh persyarikatan harus turun tangan agar pandemi segera berakhir.
"Bagaimana tidak jihad kemanusiaan, ketika kita mengawal agar orang tidak terserang covid-19, ini kemudian terselamatkan nyawanya, barang siapa menyelamatkan satu kehidupan maka baginya mendapatkan pahala seperti menyelamatkan seluruh kehidupan," kata Taufiqurrahman di Jakarta, Sabtu, 8 Januari 2022.
Taufiqurrahman mengatakan Muhammadiyah menghadapi pandemi
covid-19 dengan menerapkan tiga nilai utama. Yaitu sesuai dengan prinsip imaniah yang benar, prinsip ilmiah yang benar, dan harokah (aktif bergerak).
Taufiqurrahman mencontohkan nilai imaniah yang benar. Salah satunya, saat awal pandemi covid-19, ada banyak pihak yang mempertanyakan pemakaian masker sementara sakit atau tertular merupakan takdir dari Allah.
Kemudian, soal beredar informasi palsu (hoaks) soal vaksin. Tak sedikit yang beranggapan bahwa vaksin merupakan konspirasi global serta telah disusupi
microchip. Taufiqurrahman meminta Muhamadiyah mengawal agar tidak ada lagi masyarakat yang salah tanggap menghadapi pandemi covid-19.
"Padahal dalil agama jelas, kita itu diperintahkan Rasul laa dharara wala dhirara, janganlah kalian melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan juga membahayakan orang lain. Nah prinsip ini yang oleh Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) kemudian dikawal agar masyarakat itu menghadapi pandemi itu dengan nilai-nilai iman yang benar. Ajaran Islam yang ada di Al-Qur'an dan As Sunah yang benar," kata Taufiqurrahman.
Baca:
Aparat Diminta Tak Main-main Terkait Karantina
Kedua, kata dia, Muhammadiyah mengawal gerakan menghadapi pandemi dengan prinsip ilmiah ilmu yang benar. Saat pandemi melanda Tiongkok kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, Muhammadiyah langsung mengundang pakar untuk menilik virus korona.
Berbagai pandangan serta penelitian kemudian lahir yang menjadi dasar Muhammadiyah bergerak dalam menangani pandemi covid-19. "Kampus-kampus besar kita ajak berdiskusi agar yang kita lakukan itu sesuai dengan kaidah ilmiah," kata dia.
Menurut Taufiqurrahman, ketiga prinsip harokah berarti seluruh gerakan dalam menghadapi pandemi ini harus terstruktur dan bersinergi bersama lembaga lain. Semua persyarikatan, organisasi mandiri, serta relawan Muhammadiyah turun tangan menghadapi virus ini.
"Karena tidak mungkin menyelesaikan pandemi itu sendirian, tidak mungkin maka prinsip harokah," kata Taufiqurrahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)