Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Nadjamuddin Ramly.j Dok Istimewa.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Nadjamuddin Ramly.j Dok Istimewa.

MUI: Kerumunan Menghancurkan Upaya 10 Bulan Penanganan Covid-19

Theofilus Ifan Sucipto • 23 November 2020 13:56
Jakarta: Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan kerumunan massa yang terjadi di sejumlah lokasi dalam satu pekan terakhir. Kerumunan itu dinilai meruntuhkan upaya penanganan covid-19 yang dilakukan dalam 10 bulan terakhir.
 
“Kita sangat menyesalkan kerja keras 10 bulan dihancurkan oleh kegiatan-kegiatan kerumunan dalam satu pekan terakhir,” kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Nadjamuddin Ramly, dalam rapat virtual Satgas Penanganan Covid-19, Senin, 23 November 2020.  
 
Nadjamuddin pun heran masyarakat masih mau menghadiri kerumunan. Padahal, MUI telah mengeluarkan 12 fatwa terkait pandemi covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), M Makky Zamzami, juga menyesalkan terjadinya peristiwa kerumunan di sejumlah wilayah. Dia mengimbau satgas dan seluruh pemangku kepentingan mulai mengantisipasi lonjakan kasus menjelang libur akhir tahun.
 
“Dengan harapan kejadian serupa (kerumunan massa) tidak akan terulang,” ujar dia.
 
Makky mafhum psikis masyarakat lelah karena kegiatannya dibatasi selama pandemi. Menurut dia, pemerintah perlu menyegarkan semangat masyarakat dengan komunikasi yang tidak monoton dan disesuaikan dengan kearifan lokal.
 
“Pesan-pesan protokol kesehatan lebih baik jika dibuat berbeda antara satu bulan dan bulan yang lain. Bentuk, cara, dan strateginya berbeda tetapi tujuannya sama,” kata tutur dia.
 
Baca: Kerumunan Massa Rizieq Sumbang Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta
 
Sementara itu, Sekretaris Satgas Covid-19 PP Muhammadiyah, Arif Nur Kholis, menyampaikan ada 17 ribu pasien covid-19 yang tengah dirawat di 82 rumah sakit Muhammadiyah. Arif mewanti-wanti soal penambahan kasus yang masih terjadi.
 
Menurut Arif, disiplin menerapkan protokol kesehatan menjadi cara utama memutus rantai penyebaran covid-19. Sayangnya, banyak masyarakat yang kurang patuh memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
 
“Semakin tinggi tingkat kepatuhan masyarakat, tidak diperlukan pendekatan dengan cara-cara keras dan tegas. Untuk itu perlu terus digencarkan kampanye perubahan perilaku,” papar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan