Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bonus demografi harus dikelola dengan baik. Jika tidak, akan menjadi masalah.
Hal itu disampaikan Jokowi saat meluncurkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Djakarta Theater, Jakarta, pada Kamis, 15 Juni 2023. Salah satu bentuk masalah tak bisa mengelola bonus demografi yang baik adalah sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan.
"Sangking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 (pascasarjana) yang seharusnya bisa menjadi guru saat ini menjadi tukang sapu," ujar Jokowi.
RI 1 menyampaikan kondisi tersebut terjadi di salah satu negara di Benua Afrika. Pengangguran di negara tersebut melonjak 33,6 persen selama tujuh tahun terakhir.
"Saya tidak usah sebut negaranya mana tapi saya yakin bapak ibu tahu. Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu," ungkap dia.
Jokowi menegaskan Indonesia harus memiliki strategi mengelola bonus demografi hingga 63,8 persen dari total populasi pada 2030. Seluruh jajaran diingatkan tidak menggunakan istilah bertele-tele dalam menyusun pengelolaan bonus demografi.
"Pengembangan, apa itu pengembangan. Penguatan, apa itu penguatan. Pemberdayaan, harus to the point apanya, harus taktis apanya untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia emas 2045," sebut dia.
Selain itu, Jokowi menyampaikan Indonesia berpeluang menjadi lima besar ekonomi dunia. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia.
"Dari Bappenas saya sudah dengar kalkulasinya, dari McKinsey (biro konsultasi manajemen global) saya sudah dengar itungannya, dari IMF saya sudah dengar hitungannya, dari World Bank saya sudah dengar hitungannya. Hampir mirip-mirip, tetapi tantangannya itu juga tidak mudah,” ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) mengingatkan bonus demografi harus dikelola dengan baik. Jika tidak, akan menjadi masalah.
Hal itu disampaikan Jokowi saat meluncurkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Djakarta Theater, Jakarta, pada Kamis, 15 Juni 2023. Salah satu bentuk masalah tak bisa mengelola
bonus demografi yang baik adalah sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan.
"Sangking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 (pascasarjana) yang seharusnya bisa menjadi guru saat ini menjadi tukang sapu," ujar Jokowi.
RI 1 menyampaikan kondisi tersebut terjadi di salah satu negara di Benua Afrika.
Pengangguran di negara tersebut melonjak 33,6 persen selama tujuh tahun terakhir.
"Saya tidak usah sebut negaranya mana tapi saya yakin bapak ibu tahu. Dan kita tidak ingin terjadi seperti itu," ungkap dia.
Jokowi menegaskan Indonesia harus memiliki strategi mengelola bonus demografi hingga 63,8 persen dari total populasi pada 2030. Seluruh jajaran diingatkan tidak menggunakan istilah bertele-tele dalam menyusun pengelolaan bonus demografi.
"Pengembangan, apa itu pengembangan. Penguatan, apa itu penguatan. Pemberdayaan, harus
to the point apanya, harus taktis apanya untuk membawa kapal besar Indonesia menggapai cita-cita Indonesia emas 2045," sebut dia.
Selain itu, Jokowi menyampaikan Indonesia berpeluang menjadi lima besar ekonomi dunia. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia.
"Dari Bappenas saya sudah dengar kalkulasinya, dari McKinsey (biro konsultasi manajemen global) saya sudah dengar itungannya, dari IMF saya sudah dengar hitungannya, dari
World Bank saya sudah dengar hitungannya. Hampir mirip-mirip, tetapi tantangannya itu juga tidak mudah,” ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)