medcom.id, Jakarta: Provinsi Kepulauan Riau memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka. Dari sebelah Timur berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni Singapura. Provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia.
Kepulauan Riau atau Kepri menjadi daerah di Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil. Dan tidak heran jika kebudayaan masyarakat Kepri bernuasa melayu.
Tim IDEnesia berkesempatan mengunjungi Kota Tanjung Pinang. Salah satu ikon Kota Tanjung Pinang adalah Pulau Penyengat. Posisinya di sebelah barat Kota Tanjung Pinang dan dapat ditempuh kurang lebih 15 menit dengan transportasi laut.
Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Di Pulau Penyengat juga terdapat makan Raja Ali Haji, seniman legendaris yang mengarang Gurindam 12.
Yang sangat mencolok adalah Masjid Sultan Riau, bangunan masjid megah dengan warna kuning dan aksen hijau. Konon, masjid ini dibangun dengan bahan putih telur sebagai perekat.
Selain itu, tim IDEnesia berkesempatan melihat tari penyambutan atau tari persembahan. Tari persembahan merupakan salah satu kebanggaan dan ikon seni masyarakat melayu dan sudah dijadikan tarian wajib dalam menyambut tamu di Provinsi Riau.
Tari ini untuk mempersembahkan suatu penghormatan dan ucapan terima kasih kepada tamu. Ciri khas dari tarian ini adalah identik dengan pengajuan tepak sirih lengkap dengan sirih adatnya, yang merupakan simbol keterbukaan masyarakat melayu Riau kepada tamu.
Ada juga tari dramatari yang sangat dipengaruhi budaya melayu, yaitu Makyong. Tarian Makyong diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad lalu dan sering dipentaskan di pematang sawah selepas memanen padi.
Tari tersebut dipentaskan penari-penari topeng dan diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.
Tim IDEnesia juga melihat Festival Bahari yang menjadi kegiatan tahunan dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, karena diharapkan dapat melestarikan budaya melayu di Indonesia.
Banyak kegiatan dan rangkaian acara yang digelar, salah satunya menyair yang menjadi ciri khas melayu di Kepulauan Riau. Panggung penyair tidak hanya dihadiri para penyair legendaris, tapi juga para siswa dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam menyair. Acara ini paling di tunggu wisatawan.
Tidak lengkap rasanya melihat seni dan budaya yang di Tanjung Pinang tanpa mencicipi kuliner di sana. Kopi Sekanak salah satu kopi yang memiliki filosofi yang dalam, dan merupakan kopi khas melayu.
Ada tahap-tahap yang harus dilewati tapi bukan untuk menikmati hidangan besar, melainkan hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Semua itu akan Anda pelajari satu per satu di Dapoer Melayu Tanjung Pinang, kedai kopi yang didirikan sejak 2009 oleh Teja Alhabd, budayawan melayu. Kopi wangi dan citarasa yang khas, diracik dengan rempah seperti akar bakawali dan asam limau parut.
Kopi akan dihidangkan panas atau dingin, dilengkapi sebatang kayu manis dan sebutir kue batang buruk khas melayu di sisi kanan serta kiri cangkir.
Selengkapnya saksikan program IDEnesia episode Negeri Pantun, Kepulauan Riau, Kamis 9 November 2017, pukul 21.05 WIB hanya di Metro TV
medcom.id, Jakarta: Provinsi Kepulauan Riau memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu masuk Selat Malaka. Dari sebelah Timur berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di Asia Pasifik yakni Singapura. Provinsi ini juga berbatasan langsung dengan Malaysia.
Kepulauan Riau atau Kepri menjadi daerah di Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil. Dan tidak heran jika kebudayaan masyarakat Kepri bernuasa melayu.
Tim IDEnesia berkesempatan mengunjungi Kota Tanjung Pinang. Salah satu ikon Kota Tanjung Pinang adalah Pulau Penyengat. Posisinya di sebelah barat Kota Tanjung Pinang dan dapat ditempuh kurang lebih 15 menit dengan transportasi laut.
Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Di Pulau Penyengat juga terdapat makan Raja Ali Haji, seniman legendaris yang mengarang Gurindam 12.
Yang sangat mencolok adalah Masjid Sultan Riau, bangunan masjid megah dengan warna kuning dan aksen hijau. Konon, masjid ini dibangun dengan bahan putih telur sebagai perekat.
Selain itu, tim IDEnesia berkesempatan melihat tari penyambutan atau tari persembahan. Tari persembahan merupakan salah satu kebanggaan dan ikon seni masyarakat melayu dan sudah dijadikan tarian wajib dalam menyambut tamu di Provinsi Riau.
Tari ini untuk mempersembahkan suatu penghormatan dan ucapan terima kasih kepada tamu. Ciri khas dari tarian ini adalah identik dengan pengajuan tepak sirih lengkap dengan sirih adatnya, yang merupakan simbol keterbukaan masyarakat melayu Riau kepada tamu.
Ada juga tari dramatari yang sangat dipengaruhi budaya melayu, yaitu Makyong. Tarian Makyong diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad lalu dan sering dipentaskan di pematang sawah selepas memanen padi.
Tari tersebut dipentaskan penari-penari topeng dan diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.
Tim IDEnesia juga melihat Festival Bahari yang menjadi kegiatan tahunan dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, karena diharapkan dapat melestarikan budaya melayu di Indonesia.
Banyak kegiatan dan rangkaian acara yang digelar, salah satunya menyair yang menjadi ciri khas melayu di Kepulauan Riau. Panggung penyair tidak hanya dihadiri para penyair legendaris, tapi juga para siswa dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam menyair. Acara ini paling di tunggu wisatawan.
Tidak lengkap rasanya melihat seni dan budaya yang di Tanjung Pinang tanpa mencicipi kuliner di sana. Kopi Sekanak salah satu kopi yang memiliki filosofi yang dalam, dan merupakan kopi khas melayu.
Ada tahap-tahap yang harus dilewati tapi bukan untuk menikmati hidangan besar, melainkan hanya untuk meneguk secangkir kopi.
Semua itu akan Anda pelajari satu per satu di Dapoer Melayu Tanjung Pinang, kedai kopi yang didirikan sejak 2009 oleh Teja Alhabd, budayawan melayu. Kopi wangi dan citarasa yang khas, diracik dengan rempah seperti akar bakawali dan asam limau parut.
Kopi akan dihidangkan panas atau dingin, dilengkapi sebatang kayu manis dan sebutir kue batang buruk khas melayu di sisi kanan serta kiri cangkir.
Selengkapnya saksikan program IDEnesia episode Negeri Pantun, Kepulauan Riau, Kamis 9 November 2017, pukul 21.05 WIB hanya di Metro TV
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)