Jakarta: Vice Chairman Indonesian Cyber Security Independent Resilience Team, Iwan Sumantri, mengungkapkan sejumlah penyebab kebocoran data. Salah satunya keteledoran pemilik data.
"Misalnya katakanlah (kelalaian) user ini (menggunakan) password," kata Iwan dalam diskusi virtual, Sabtu, 29 Mei 2021.
Dia menjelaskan banyak pemilik data menggunakan user dan password yang mudah ditebak. Sehingga, rawan dibobol.
Kelalaian lain mencatat username dan password. Hal ini rawan diketahui orang lain.
"Sehingga ini bisa dimanfaatkan oleh pihak lain," tutur dia.
Penggunaan wifi di tempat umum juga rawan mengalami pembobolan data. Kerawanan juga saat menggunakan wifi korporasi atau resmi yang disimpankan.
(Baca: Kebocoran 279 Juta Data Penduduk Diduga Dilakukan Pihak Luar BPJS Kesehatan)
"Yang masuk disimpankan ini, bisa jadi digandakan. Misal, WiFi Trijaya, maka saya bisa membuat Trijaya 1, Trijaya 2, dan seterusnya," beber dia.
Dia mengingatkan kelalaian ini bisa berdampak besar. Seperti mengakibatkan kebocoran data masif, terutama data aplikasi yang digunakan orang tersebut.
"Jadi privasi pengguna ini bisa saja mewakili bagian pada sistem atau aplikasi yang mengakibatkan kebocoran data secara masif," ujar dia.
Dia menyebut pengetahuan masyarakat terkait keamanan data harus ditingkatkan. Sehingga, potensi kebocoran data pribadi maupun dalam jumlah besar bisa dihindari.
"Ini harus selalu kita gaungkan dan ini menjadi tanggung jawab semua," ujar dia.
Jakarta: Vice Chairman Indonesian Cyber Security Independent Resilience Team, Iwan Sumantri, mengungkapkan sejumlah penyebab
kebocoran data. Salah satunya keteledoran pemilik data.
"Misalnya katakanlah (kelalaian) user ini (menggunakan) password," kata Iwan dalam diskusi virtual, Sabtu, 29 Mei 2021.
Dia menjelaskan banyak pemilik data menggunakan user dan password yang mudah ditebak. Sehingga, rawan dibobol.
Kelalaian lain mencatat username dan password. Hal ini rawan diketahui orang lain.
"Sehingga ini bisa dimanfaatkan oleh pihak lain," tutur dia.
Penggunaan wifi di tempat umum juga rawan mengalami pembobolan data. Kerawanan juga saat menggunakan wifi korporasi atau resmi yang disimpankan.
(Baca:
Kebocoran 279 Juta Data Penduduk Diduga Dilakukan Pihak Luar BPJS Kesehatan)
"Yang masuk disimpankan ini, bisa jadi digandakan. Misal, WiFi Trijaya, maka saya bisa membuat Trijaya 1, Trijaya 2, dan seterusnya," beber dia.
Dia mengingatkan kelalaian ini bisa berdampak besar. Seperti mengakibatkan kebocoran data masif, terutama data aplikasi yang digunakan orang tersebut.
"Jadi privasi pengguna ini bisa saja mewakili bagian pada sistem atau aplikasi yang mengakibatkan kebocoran data secara masif," ujar dia.
Dia menyebut pengetahuan masyarakat terkait keamanan data harus ditingkatkan. Sehingga, potensi kebocoran data pribadi maupun dalam jumlah besar bisa dihindari.
"Ini harus selalu kita gaungkan dan ini menjadi tanggung jawab semua," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)