Co-founder Indonesian Antihoax Education Volunteers (REDAXI), Astari Yanuarti, mengimbau masyarakat berhati-hati memilah informasi. Dia memaparkan ada daur ulang hoaks meski telah dikonfirmasi.
"Hoaks yang sudah tersebar sejak beberapa tahun lalu dan sudah diklarifikasi oleh berbagai pihak yang berwenang, namun sampai hari ini masih diedarkan oleh berbagai pihak di media sosial," kata Astari dalam keterangan yang dikutip Minggu, 18 Juni 2023.
Dia mencontohkan hoaks terkait BPA (bisphenol-A) yang didaur ulang oleh pihak-pihak berkepentingan. Menurut Astari, hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Pola ini juga terjadi pada hoaks terkait bahaya BPA pada balita, ibu hamil, dan menyusui," ujar dia.
Baca juga: Wapres Wanti-wanti WNI di Uzbekistan Maraknya Hoaks Jelang Pemilu 2024 |
Menurut Astari, hal tersebut merupakan salah satu karakter penyebaran hoaks. Yakni dengan mendaur ulang isu serupa yang telah dikonfirmasi.
"Bahkan hoaks ini masih dipercaya oleh sebagian pihak sehingga tidak heran jika sampai hari ini masih beredar," ujar Astari.
Terpisah, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, juga menaruh perhatian pada hoaks terkait BPA itu. Dia menyebut ada pihak-pihak yang melakukan framing terhadap dirinya terkait isu BPA ini. Menurut Tulus, ada pihak-pihak yang membuat rilis palsu terkait pernyataannya di beberapa media.
Padahal, dia tak merasa pernah diwawancara terkait hal yang menyebut-nyebut soal isu BPA. “Waduuh.. ini ada yang framing,” ujarnya.
Ramai di Twitter terkait pro kontra isu terkait. Bahkan ada yang menelaah terkait unsur persaingan usaha dalam informasi terkait isu itu.
Salah satu akun yang membeberkan hal itu yakni milik John Sitorus melalui akun @Mudik17. Menurut dia, ada pihak yang bersaing melalui kampanye negatif.
“Makanya kalau melihat isu bahaya BPA pada galon guna ulang, ini mah cuma perang dagang perusahaan galon sekali pakai vs galon guna ulang,” cuitnya.
Selain itu, akun milik Rizmaya melalui @Rismaya melihat ada kampanye negatif dalam isu tersebut. Ujungnya, dia menilai ada agenda setting terkait hal tersebut.
“Semakin besar kecurigaan saya isu ini hanya settingan saja. Publik juga saya kira sudah mahfum kalau isu ini hanya persaingan bisnis semata," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id