Jakarta: Sepuluh tahun menjabat, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencarkan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur salah satunya Jalan Trans Papua. Pembangunan Jalan Trans-Papua, yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Proyek Jalan Trans Papua ini dicanangkan sepanjang 3.462 km. Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Jalan Trans Papua yang sudah terbangun mencapai sekitar 3.462 kilometer dengan sepanjang 1.733 kilometer telah teraspal dan 1.712 kilometer sisanya belum teraspal.
Jalan Trans Papua ini sendiri membentang dari wilayah kepala burung di Wilayah Adat Domberai, Sorong, Papua Barat, sampai dengan Bumi Anim Ha di Merauke, Papua.
Dalam buku "Jalan di Indonesia: dari Sabang Sampai Merauke" yang disusun tim peneliti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jalan Trans-Papua dibangun bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dengan meningkatkan akses serta konektivitas antar wilayah sehingga dapat membuka daerah yang terisolasi.
Pasalnya, sebelum adanya jaringan jalan, penghubung antarwilayah di Papua harus mengandalkan transportasi udara. Hal ini berdampak terhadap mahalnya harga-harga kebutuhan pokok.
Trans Papua Urat Nadi Perekenomian Papua
Dengan adanya Jalan Trans-Papua dan berbagai proyek pembangunan lainnya, konektivitas semakin membaik dan memudahkan distribusi barang. Jalan Trans-Papua juga menjadi urat nadi perekonomian Papua.
Kepala BPJN Papua Barat Mauluddin Said Latar menjelaskan hadirnya Jalan Trans Papua dapat memangkas jarak waktu tempuh. Selain itu, juga menekan biaya transportasi untuk mengangkut kebutuhan pokok di Negeri Cendrawasih.
"Sebagai salah satu contoh sebelum ada jalur jalan nasional, dibutuhkan waktu 20 hari untuk mengangkut kebutuhan pokok dari Pulau Jawa menuju Teluk Bintuni menggunakan kapal laut. Kini dengan adanya jalan nasional di Manokwari menuju ke Pulau Bintuni dapat mempersingkat jalur logistik dan membuat harga kebutuhan pokok jauh lebih murah,” ungkap Udin dalam Podcast Bincang Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga seperti dilihat Medcom.id, Minggu 6 Oktober 2024.
Ia juga menambahkan dampak positif pembangunan sangat dirasakan oleh masyarakat, antara lain adanya berbagai aktivitas ekonomi baru seperti pemukiman, perkebunan, pertanian dan lain sebagainya, sehingga dapat meratakan ekonomi karena terbukanya akses-akses menuju seluruh wilayah.
“Pembangunan jalan dan jembatan selain berdampak pada sektor ekonomi, juga berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan, Pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat Papua yakni hadirnya tenaga pengajar lebih banyak dan tenaga kesehatan yang turut aktif membangun pendidikan sumber daya manusia serta menjaga kesehatan masyarakat Papua,” imbuhnya.
Jakarta: Sepuluh tahun menjabat, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencarkan pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur salah satunya
Jalan Trans Papua. Pembangunan Jalan Trans-Papua, yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Proyek Jalan Trans Papua ini dicanangkan sepanjang 3.462 km. Selama
10 tahun pemerintahan Jokowi, Jalan Trans Papua yang sudah terbangun mencapai sekitar 3.462 kilometer dengan sepanjang 1.733 kilometer telah teraspal dan 1.712 kilometer sisanya belum teraspal.
Jalan Trans Papua ini sendiri membentang dari wilayah kepala burung di Wilayah Adat Domberai, Sorong, Papua Barat, sampai dengan Bumi Anim Ha di Merauke, Papua.
Dalam buku "Jalan di Indonesia: dari Sabang Sampai Merauke" yang disusun tim peneliti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jalan Trans-Papua dibangun bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dengan meningkatkan akses serta konektivitas antar wilayah sehingga dapat membuka daerah yang terisolasi.
Pasalnya, sebelum adanya jaringan jalan, penghubung antarwilayah di Papua harus mengandalkan transportasi udara. Hal ini berdampak terhadap mahalnya harga-harga kebutuhan pokok.
Trans Papua Urat Nadi Perekenomian Papua
Dengan adanya Jalan Trans-Papua dan berbagai proyek pembangunan lainnya, konektivitas semakin membaik dan memudahkan distribusi barang. Jalan Trans-Papua juga menjadi urat nadi perekonomian Papua.
Kepala BPJN Papua Barat Mauluddin Said Latar menjelaskan hadirnya Jalan Trans Papua dapat memangkas jarak waktu tempuh. Selain itu, juga menekan biaya transportasi untuk mengangkut kebutuhan pokok di Negeri Cendrawasih.
"Sebagai salah satu contoh sebelum ada jalur jalan nasional, dibutuhkan waktu 20 hari untuk mengangkut kebutuhan pokok dari Pulau Jawa menuju Teluk Bintuni menggunakan kapal laut. Kini dengan adanya jalan nasional di Manokwari menuju ke Pulau Bintuni dapat mempersingkat jalur logistik dan membuat harga kebutuhan pokok jauh lebih murah,” ungkap Udin dalam Podcast Bincang Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga seperti dilihat Medcom.id, Minggu 6 Oktober 2024.
Ia juga menambahkan dampak positif pembangunan sangat dirasakan oleh masyarakat, antara lain adanya berbagai aktivitas ekonomi baru seperti pemukiman, perkebunan, pertanian dan lain sebagainya, sehingga dapat meratakan ekonomi karena terbukanya akses-akses menuju seluruh wilayah.
“Pembangunan jalan dan jembatan selain berdampak pada sektor ekonomi, juga berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan, Pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat Papua yakni hadirnya tenaga pengajar lebih banyak dan tenaga kesehatan yang turut aktif membangun pendidikan sumber daya manusia serta menjaga kesehatan masyarakat Papua,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RUL)