Penemuan tujuh jasad di aliran Kali Bekasi. Foto Dok. BPBD Kota Bekasi
Penemuan tujuh jasad di aliran Kali Bekasi. Foto Dok. BPBD Kota Bekasi

Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi: Rencana Tawuran yang Berujung Maut

M Rodhi Aulia • 25 September 2024 17:40
Jakarta: Malam itu di sebuah sudut gelap kota Bekasi, sekelompok remaja berkumpul, menyusun strategi untuk sebuah pertempuran yang mereka anggap sebagai adrenalin, tantangan, dan kehormatan. 
 
Senjata tajam sudah siap di tangan, minuman keras sudah masuk ke tubuh mereka. Mereka bukan sekadar berkumpul, mereka datang untuk satu tujuan—tawuran.
 
Di sisi lain, patroli polisi berkeliling, mencium adanya bahaya yang mengintai. Anggota patroli sudah terbiasa mendengar informasi tentang tawuran di Bekasi langsung menuju lokasi.

Baca juga: 7 Mayat Ditemukan di Kali Bekasi, Propam Polda Metro Jaya Periksa 9 Polisi
 
Ketika patroli tiba di tempat pertemuan kelompok remaja itu, kepanikan menyelimuti mereka. Beberapa remaja lari tunggang langgang masuk ke gang-gang kecil, sebagian lagi melompat ke sungai, berharap bisa lolos dari kejaran polisi. 
 
Malam yang awalnya direncanakan penuh aksi brutal berubah menjadi kekacauan yang tak terduga. Namun, bagi tujuh remaja, sungai itu menjadi akhir tragis dari hidup mereka.
 
Esok paginya, masyarakat Bekasi dikejutkan oleh penemuan tujuh mayat yang mengapung di Kali Bekasi. Tubuh-tubuh yang tak lagi bernyawa, hanyut bersama arus sungai. Misteri mulai mengemuka. Siapa mereka? Apa yang terjadi?
 
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan supervisi terhadap kasus tersebut. Anggota Kompolnas, Poengky Indarti menjelaskan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan hubungan langsung antara rencana tawuran malam itu dan penemuan jenazah di sungai.
 
"Ada dua kasus yaitu tawuran antar-geng dan penemuan tujuh jenazah. Dari paparan Polrestro Bekasi Kota, diduga tujuh jenazah tersebut bagian dari kelompok yang akan tawuran," kata Poengky saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 25 September 2024.
 
Ketika polisi datang untuk menghentikan terjadinya tawuran, kelompok tersebut panik. Beberapa berhasil melarikan diri, sementara yang lain melompat ke sungai. Tragisnya, bagi tujuh remaja, aksi nekat mereka berakhir di dasar sungai Bekasi.
 
Patroli malam itu, yang pada awalnya hanya bertujuan mencegah kejahatan jalanan, berubah menjadi penyelamatan bagi beberapa nyawa pada keesokan harinya.
 
"Beberapa orang yang melompat ke sungai ada yang diselamatkan Tim Patroli Presisi," ungkap dia.
 
"Mereka mengaku bahwa kelompok geng berlarian karena takut akan melakukan tawuran dan bawa senjata tajam," lanjut Poengky.
 
Namun, kematian tujuh remaja itu masih meninggalkan pertanyaan besar. Pihaknya masih menunggu hasil lab untuk mengetahui penyebab kematian.
 
Poengky menekankan pentingnya patroli rutin di wilayah-wilayah rawan seperti ini. Tindakan preventif seperti ini, menurutnya, sangat penting untuk menjaga keamanan masyarakat dari aksi kejahatan seperti tawuran, begal, dan geng-geng jalanan. 
 
"Kompolnas justru mendorong patroli dilakukan secara rutin, khususnya di daerah-daerah rawan kejahatan agar kejahatan dapat dicegah dan dapat melindungi serta mengayomi masyarakat," ujar dia.
 
Selain itu, tragedi ini juga menjadi peringatan bagi para orang tua. Poengky mengingatkan agar mereka lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama saat malam tiba. Keterlibatan orang tua dalam menjaga anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan sangat penting.
 
"Kami justru berharap orang tua atau wali yang bertanggungjawab menjaga anak-anaknya harus benar-benar memastikan mereka aman ada di rumah pada malam hingga pagi hari," tegas Poengky.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan